Jawab Simpang Siur Kabar Ujian Nasional Bakal Dihapus Tahun 2021 Mendatang, Mendikbud Nadiem Makarim Tegas Membantah : Mohon Maaf UN Tidak Dihapuskan Tapi...

Sabtu, 14 Desember 2019 | 11:17
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Mendikbud Nadiem Makarim

Sosok.id - Kabar dihapusnya Ujian Nasional (UN) bagi siswa di Indonesia sempat membuat publik heboh.

Pasalnya, UN sendiri telah menjadi suatu hal wajib untuk menetukan kelulusan para siswa sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tentu saja kebijakan yang telah diterapkan selama puluhan tahun ini akan menjadi hal yang sangat mengejutkan bila dihapuskan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengklarifikasi sejumlah pemberitaan yang menyebutkan dirinya mewacanakan menghapus Ujian Nasional ( UN) pada tahun 2021.

Baca Juga: Disebut Tak Paham Pendidikan, Nadiem Makarim Buat Gebrakan Dengan Hapus Ujian Nasional, Apa Pengganti UN? Ini Penjelasannya!

Ia menegaskan, kata yang lebih tepat bukanlah menghapus UN, melainkan mengganti UN dengan sistem penilaian baru.

"Beberapa hal agar tidak ada mispersepsi, UN itu tidak dihapuskan.

Mohon maaf, kata dihapus itu hanya headline di media agar diklik, karena itu yang paling laku.

Jadinya, UN itu diganti jadi asesmen kompetensi," kata Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Baca Juga: Viral Pidato Nadiem Makarim Dalam Rangka Hari Guru, Dari Pencanangan Tagar #MerdekaBelajar, Hingga Dapat Apresiasi Publik, Salah Satunya Dian Sastro, Ini Isi Pidatonya!

Selain dengan asesmen kompetensi, UN juga akan diganti dengan survei karakter.

Menurut Nadiem, kedua penilaian itu merupakan penyederhanaan dari UN.

Ia pun menegaskan sekali lagi bahwa bahasa yang tepat bukanlah menghapus UN, melainkan mengganti sistem UN.

"Yang dihapus itu adalah format seperti yang sekarang.

Baca Juga: Mak Cut, Pedagang Sayur yang Antar Putranya Kuliah di AS Setelah Gagal 53 Kali, Dapat Penghargaan dari Nadiem, Anaknya Unggah Kekecewaan Pada Sang Ayah Lewat Medsos!

Yang dihapus itu adalah format per mata pelajaran mengikuti kelengkapan silabus daripada kurikulum," papar dia.

"Diganti, tapi dengan asesmen kompetensi minimum, yaitu hampir mirip-mirip seperti PISA, yaitu literasi, numerasi, plus ada satu survei karakter," sambung Nadiem.

Mengenai asesmen kompetensi minimum dan survei karakter itu, Nadiem telah menjelaskannya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI.

Terdapat tiga alasan UN perlu diganti dengan kedua pola penilaian tersebut.

Baca Juga: Baru Beranjak 27 Tahun, Wanita Cantik Ini Diangkat Jadi Rektor, dari Satu Almamater dengan Nadiem Hingga Idolakan Sri Mulyani, Canangkan Lulus Tanpa Skripsi!

UN dinilai terlalu fokus pada kemampuan menghafal dan membebani siswa, orang tua, serta guru.

Selain itu, UN juga dinilai tidak menyentuh kemampuan pengembangan kognitif dan karakter siswa.

"Untuk menilai aspek kognitif pun belum mantap. Karena bukan kognitif yang dites, tapi aspek memori.

Memori dan kognitif adalah dua hal yang berbeda," kata Nadiem di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Baca Juga: Tak Sadar Sudah Jadi Menteri, Mantan Bos Gojek Tak Paham Kalau Punya Ajudan, Nadiem Makarim: Bapak Siapa?

"Bahkan tidak menyentuh karakter, values dari anak tersebut yang saya bilang, bahkan sama penting atau lebih penting dari kemampuan kognitif," lanjut dia. (Kompas.com/Tsarina Maharani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klarifikasi Nadiem Makarim: UN Tidak Dihapus, Hanya Diganti..."

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya