Video Detik-detik 69 dari 94 Penumpang Pesawat Garuda Minta Turun di Bandara Halim Perdanakusuma, Padahal Tujuan Utamanya Bandara Soekarno-Hatta, Ini Alasannya!

Jumat, 22 November 2019 | 18:35
Tangkapan Layar Youtube Kompas TV

Video Detik-detik 69 dari 94 Penumpang Pesawat Garuda Minta Turun di Bandara Halim Perdanakusuma, Padahal Tujuan Utamanya Bandara Soekarno-Hatta, Ini Alasannya!

Sosok.ID - Kejadian tak biasa baru saja terjadi di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Jumat siang (22/11/19).

Pasalnya Pesawat Garuda Indonesia dengan seri GA 271 mendarat darurat di bandara yang bukan tujua utamanya tersebut.

Namun, sejumlah penumpang justru memilih turun di bandara yang bukan tujuan akhir perjalanan GA 271 tersebut.

Dilansir dari Kompas TV walau tak sesuai prosedur yang berlaku, namun sebanyak 69 penumpang nekat untuk meminta turun pada awak pesawat.

Baca Juga: Gara-gara Suporter Sepak Bola, Dua Bangsa Ini Pernah Berperang Hingga Salah Satunya Kecap Kemerdekaan

Hal tersebut dibenarkan oleh M. Ihksan Rosan, VP Corporate Secretary, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam rilis yang dikirimkan ke redaksi Kompas TV, Ikhsan menjelaskan bahwa sebagian penumpang pesawat Garuda telah diturunkan di bandara Halim atas permintaan sendiri.

Awalnya, pesawat tersebut mendarat darurat di bandara Halim Perdanakusuma yang harusnya pendaratannya di bandara Soekarno-Hatta.

Namun pesawat yang melakukan perjalanan dengan rute Banyuwangi-Soekarno Hatta tersebut barus mendarat darurat di bandara yang berada di Jakarta Timur karena cuaca yang membahayakan penerbangan.

“Setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, sebagian penumpang meminta untuk turun dan mengakhiri perjalanannya di Bandara Halim. Garuda Indonesia bersedia untuk mengakomodir permintaan tersebut setelah berkoordinasi dengan otoritas bandara setempat serta berkoordinasi dengan ground handling yang ada di Halim,” ujar Ikhsan, dikutip dari Kompas TV.

Baca Juga: Suporter Tanah Air Jadi Sasaran Aksi Pengeroyokan, Brimob Terjunkan 1 Batalyon Anti Huru-hara Kawal Semifinal ASFC U-18 Indonesia vs Malaysia

Kolase Tangkapan Layar Youtube Kompas TV

Situasi sesaat pesawat mendarat darurat di Halim Perdanakusuma dan menunggu konfirmasi penurunan penumpang

Sebagai informasi, sebenarnya Garuda Indonesia tidak memiliki rute penerbangan dari dan ke Halim Perdanakusuma.

Serta Garuda Indonesia juga tak memiliki ijin untuk menurunkan penumpang di bandara tersebut.

Garuda Indonesia juga tidak memiki Ground Handling di Halim Perdanakusuma, sehingga perlu waktu untuk berkoordinasi untuk mengakomodir permintaan penumpang.

Sesuai aturan penerbangan di domestik dan internasional, Garuda Indonesia diharuskan untuk menerbangkan penumpang dari bandara asal hingga bandara akhir tujuan.

Baca Juga: Terungkap! Kapal Pencuri Ikan Tak Akan Lagi Ditenggelamkan Seperti Jaman Menteri Susi, Nelayan Mulai Cemas, Begini Kebijakan Edhy Prabowo!

Namun Garuda harus melihat situasi yang berkembang di lapangan sehingga mengizinkan penumpang untuk turun di Halim.

Dilansir dari Kompas TV, sebagian penumpang yang tersisa dari jumlah 69 dari total 94 penumpang tersebut kembali diterbangkan menuju Cengkareng.

Dari total 94 penumpang yang melakukan perjalanan udara dengan GA 271 tersebut memilih turun di bandara Halim saat mengetahui pesawat harus mendarat darurat disana.

Garuda Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh penumpang bahwa pendaratan yang seharusnya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng terpaksa dialihkan ke Halim Perdanakusuma untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan perjalanan para penumpang.

Baca Juga: Viral! Walaupun Hanya Diam Saat Dipukul dan Ditendang Dua Temannya, Tapi Perlawanan Bocah Ini Sukses Buat Warganet Tepuk Tangan!

Garuda Indonesia juga membutuhkan waktu untuk berkoordinasi dengan otoritas dan ground handling untuk penurunan penumpang karena Halim Perdanakusuma bukan last destination pesawat GA 271.

Saat akan menuju ke Cengkareng dari Banyuwangi, diketahui pesawat harus mendarat darurat karena cuaca buruk yang dialami. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : YouTube, Kompas TV

Baca Lainnya