Hanya Jualan Soto Rp 1.000 Per Porsi, Warung Ini Bisa Dapat Omzet Jutaan Rupiah Sehari Sampai Bisa Buat Beli Mobil, Inilah Kisah Pemilik Warung Soto Termurah di Indonesia

Jumat, 22 November 2019 | 14:30
TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI MAULANI

Warung soto sewu milik Sukarni yang berada di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 5, samping Jalan Raya Slamet Riyadi, Sragen

Sosok.id - Siapa bilang uang Rp 1.000 tak bisa digunakan untuk mengisi perut yang keroncongan.

Penjual soto yang satu ini membuktikan bahwa dengan uang Rp 1.000 saja, orang-orang masih bisa mengenyangkan perut mereka.

Ialah Sukarni (46), pemilik warung soto bernama Soto Sewu Bu'e Tegar (Soto Seribu Ibunya Tegar).

Warung yang terletak di Kampung Ringin Anom, Kelurahan Sragen Kulon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini telah berdiri sejak 8 tahun yang lalu.

Baca Juga: Meski Masih Panas, Es Teh di Warung Ini Sudah Ramai Diburu Pembeli Hingga Viral di Medsos, Begini Kisah Warung Es Teh Paling Legendaris di Solo!

Kala itu, Sukarni yang merupakan seorang pegawai pabrik tekstil di Purwosuman, Bulu, Sidoharjo terkena PHK massal bersama 1.500 buruh lainnya.

Setelah di-PHK, Sukarni hanya bisa luntang-lantung karena tak ada kerjaan.

Tapi kemudian suaminya, Ninut Iswinanto (49) menyarankannya untuk membuka berjualan soto.

"Setelah kena PHK massal di pabrik saya ya luntang-lantung nggak ada kerjaan, lalu suami saya menyarankan untuk berjualan soto seribu, ya saya jawab aku nggak bisa masak, akhirnya dikasih resep masak sama mertua saya," terang Sukarni kepada Tribun Jateng, Rabu (20/11/2019).

Baca Juga: Diusir Dari Kontrakan Karena Permasalahan Utang Dengan Rentenir, Keluarga Ini Diselamatkan Oleh Petani Tua, Hingga Tinggal Digubuk Tengah Kebun, Begini Kronologinya!

Namun, perjalanan Sukarni membuka usaha soto yang berjuluk soto termurah di Indonesia itu tidaklah mudah.

Awal mula mendirikan warung, warga sekitar banyak yang mencibir rasa soto yang dinilai terlalu murah tersebut.

Tetapi, setelah bisnisnya itu laris manis, warga lain yang mencibir usahanya justru ikut-ikutan membuka usaha yang sama.

"Dulu awal-awal buka ya banyak yang ga suka, pada tanya enak ga tuh soto kok cuma seribu. Setelah saya buka itu juga banyak yang ikut-ikutan bikin soto seribu," terang Sukarni.

Baca Juga: Ngebut di Jalan Gegara Keluarga Tak Ingat Hari Ulang Tahunnya, Seorang Remaja Curhat ke Polisi yang Hendak Menilangnya, Reaksi Polisi Sungguh Menyentuh

Awalnya, Sukarni membuka warung soto itu di kediamannya.

Bahkan, penghasilan yang didapat Sukarni tak pernah menyentuh Rp 100 ribu tiap harinya.

"Dulu di rumah saya nggak seramai disini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah, sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," lanjut dia.

Namun, karena kurang strategis, ia akhirnya memindah warungnya ke rumah mertuanya yang terletak di pinggir jalan raya dan tak jauh dari tempat tinggalnya.

Baca Juga: Kuli Bangunan Bingung Ketika Dihampiri Petugas Samsat untuk Tinjau Mobil Mewah Rolls Royce Miliknya

Sejak dipindah, omzet yang didapat Sukarni langsung melesat.

Pada hari biasa, Sukarni bisa mengantongi penghasilan kotor hingga Rp 800 ribu.

Bahkan, saat akhir pekan, Sukarni dapat mencapai omzet hingga jutaan.

"Pernah saya jualan waktu hari Minggu, dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," kata dia.

Baca Juga: Rumahnya Hanya Berdinding Triplek Bekas Tapi Punya Mobil Mewah Senilai Rp 20 M, Kuli Bangunan Ini Kaget Saat Disambangi Petugas Pajak

Setiap hari, warung soto seribu milik Sukarni buka mulai pukul 06.00 WIB pagi hingga malam hari.

Tetapi, Sukarni akan berada di warungnya mulai pukul 11.00 WIB.

Sementara saat pagi hari, warungnya dipasrahkan pada adik iparnya, Heni.

Adapun saat ditanya apakah Sukarni takut akan mengalami kerugian bila menjual soto seharga Rp 1.000 itu, ia menjawab dengan tegas, "Tidak".

Baca Juga: Siapa Sangka, Malaysia Pernah Hampir Hancur Gegara Niatan Indonesia Mau Uji Coba Bom Nuklirnya

"Alhamdulillah nggak takut rugi, ngitung-ngitung sodaqoh lah," lanjutnya.

Bahkan dari hasil penjualan soto sewu-nya itu, Sukarni bisa membeli sebuah mobil.

"Nyatanya bisa kok sampai sekarang malah Alhamdulillah sudah beli mobil," akunya.

Alih-alih mengalami kerugian, usaha soto yang digeluti Sukarni justru semakin berkembang.

Baca Juga: Dikenal Tak Punya Rasa Takut, Mantan Anggota TNI Ini Ditemukan Tewas dalam Keadaan Bersujud, Istri Sebut Sang Suami Dibunuh Lawan Sengketa Lahan

Bahkan ia telah memiliki dua pegawai untuk membantu operasi warung tiap harinya.

Adapung pelanggan yang jajan di warung Sukarni sendiri berasal dari berbagai kalangan.

"Merata kok yang datang ke sini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," lanjut dia.

Selain menjual soto dalam porsi kecil seharga Rp 1.000, Sukarni juga menyediakan porsi soto yang lebih besar yang ia banderol dengan harga Rp 3.000.

Baca Juga: Berhari-hari Patroli Kuburan Sampai Tak Tidur, Warga Kaget Saat Tangkap Pelaku Pembongkar 35 Makam yang Diduga Praktik Dukun

Komentar pelanggan

Menurut salah seorang pelanggan Sukarni menyebut rasa sotonya cocok di lidah.

Dwi Candra, siswi SMK Muhammadiyah 4 Sragen itu biasa jajan di warung soto sewu Sukarni.

Dwi biasa memesan dua porsi soto seribuan.

Baca Juga: Cintanya Bertepuk Sebelah Tangan Pada Sang Guru, Siswa SMK di Kulon Progo Ini Tega Tusuk Korban Saat Tidur, Pelaku: Saya Itu Cinta Pak, Saya Sayang...

"Sudah biasa datang ke sini, kalo sekali makan biasanya makan dua porsi yang seribuan," terangnya.

Selain harganya yang ramah di kantong pelajar seperti dirinya, soto sewu Sukarni juga memiliki rasa yang cocok di lidah Dwi.

Biasanya, Dwi menyantap soto sewu dengan lauk sate-satean yang juga dijual oleh Sukarni.

Es teh legendaris di Solo

Baca Juga: Pergoki Istrinya Berciuman dengan Brondong SMA di Kuburan, Suami Ngamuk dan Tikam Selingkuhan

Serupa dengan Sukarni, pemilik warung es teh di Solo, Jawa Tengah ini juga sangat sukses.

Hanya bermodal menjual es teh seharga Rp 2.500 saja, warung es teh yang terletak di depan Puskesmas Purwodiningratan, Jebres, Solo ini dapat mengahbiskan berpack-pack kantong plastik.

Bahkan warung yang didirikan oleh Warsinem dan Daryanto sejak tahun 1994 ini sudah diserbu pembeli sejak dibuka pukul 07.30 WIB pagi.

Padahal teh yang diseduh pun masih mengepulkan asap panas.

Baca Juga: Kejam, Janda Anak Dua Ditenggelamkan Pacarnya ke Sungai Secara Hidup-hidup

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Tribun Jateng, Tribun Solo

Baca Lainnya