Sosok.ID - Abi Oliver, 18, meninggal karena bunuh diri di sebuah taman di London barat dekat Chiswick House pada 27 Januari, 2018.
Dia mengatakan kepada ibunya bahwa dia akan bertemu teman-teman sebelum kematiannya yang tragis.
Saat itu Abi sedang dalam proses pegnobatan yang sudah ia jalani bertahun-tahun yang diakibatkan oleh ganggunan kesehatan mental yang ia alami.
Abi menghabiskan satu tahun di berbagai rumah sakit termasuk enam bulan dihabiskan di unit psikiatris di Manchester.
Hal tersebut membuat keluarganya khawatir karena itu berarti dia berada ratusan mil jauhnya dari teman-teman dan kerabatnya.
Pada hari kematiannya, sekelompok orang berkumpul bersama untuk mencari Abi ketika dia tak kunjung kembali ke rumah.
Hanya bermodalkan sebuah aplikasi yang dapat melacak keberadaan seseorang melalui ponsel yang dipegang oleh pengguna tersebut.
Ibu Abi menggunakan aplikasi Find My Phone untuk melacak sinyal GPS dari teleponnya.
Tak terduga, saat Tasha Oliver, ibu dari gadis tersebut mendapatkan sinyal dari ponsel Abi.
Saat ditemukan lokasi keberadaan Abi, betapa terkejutnya Tasha saat dapati Abi dalam keadaan yang tragis.
Ibu dari gadis tersebut kemudian menghubungi CPR atau kepolisian setempat untuk segera mendapatkan pertolongan untuk Abi.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit West Middlesex Inggris, nyawa perempuan tersebut tak tertolong.
Sementara itu saat di dalam persidangan atas kematian anaknya tersebut, Tasha mengatakan.
"Saya senang bahwa Abi telah membuat rencana untuk bertemu dengan teman-temannya sendiri. Abi telah menderita depresi dan kecemasan jangka panjang," ujar Tasha Oliver.
Baca Juga: Setahun Nikah, Kartika Putri Ancam Bakal Talak Habib Usman Jika Ia Nekat Langgar Hal Ini!
"Abi yang berencana untuk bertemu seorang teman adalah baik karena dia bahkan tidak mau pergi ke toko-toko bersamaku. Remaja itu memberi tahu ibunya bahwa dia akan memotong-motong pekarangan Chiswick House sebelum pasangan itu menempuh jalan masing-masing,"tambahmya.
Tasha mulai khawatir saat anaknya tak kunjung terliat batang hidungnya di rumah.
Bahkan sang ibu sempat mengirim pesan kepada Abi menanyakan ia sedang dimana.
Dalam pernyataannya, Tasha:n : "Saya tidak yakin berapa lama meninggalkannya. Saya tidak ingin menekannya. Saya bahkan mengirim sms teman saya bertanya berapa lama untuk meninggalkannya," ungkap ini, diterjemahkan Sosok.ID yang melansir dilansir dari metro.co.uk.
"Saya memperbesar peta (Temukan Ponsel Saya) dan itu menunjukkan Abi berada di halaman Chiswick House”
Keluarga Abi mempertanyakan pedoman bagi pasien yang beralih dari anak ke unit perawatan kesehatan mental orang dewasa dan mengatakan mereka tidak menginginkan lebih banyak anak jatuh ke dalam 'lubang hitam' dalam sistem.
Kepala Kepolisian Setempat, Sean Cummings mengatakan dia dapat menghubungi pemerintah mengenai potensi peningkatan layanan kesehatan mental bagi kaum muda setelah komentar keluarga.
Dia menambahkan: "Saya akan mempertimbangkan apakah akan berguna bagi saya untuk melaporkan kepada menteri luar negeri dalam hal ketentuan kesehatan mental bagi kaum muda."
Sean Cummings menyimpulkan bahwa kematian Abi adalah akibat dari bunuh diri. (*)