Oknum Diduga Patahkan Tiang Bendera dan Buang ke Selokan, Asrama Mahasiswa Papua Dikepung Ormas, Begini Penjelasan Polisi

Minggu, 18 Agustus 2019 | 10:58
KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN

Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, didatangi oleh sejumlah kelompok organisasi masyarakat (ormas), Jumat (16/8/2019).

Sosok-id - Sejumlah kelompok organisasi masyarakat (ormas) berbondong-bondong mendatangi Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Surabaya.

Asrama yang terletak di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur itu dipadati ratusan orang.

Kejadian berlangsung pada Jumat (16/8/2019).

Dari siang hingga malam ratusan orang terus mendatangi dan memadati asrama itu.

Pasalnya, mereka menduga bahwa mahasiswa Papua yang tinggal di asrama tersebut telah merusak bendera.

Baca Juga: Gunakan Kayu Sebagai Tiang Bendera dan Berselimut Kabut Asap, Upacara HUT RI ke-74 di Karhutla Berlangsung Khidmat

Mahasiswa itu diduga sengaja mematahkan bendera Indonesia dan membuangnya ke selokan.

Dilansir dari Kompas.com, Muhammad, salah satu perwakilan massa, mengatakan bahwa, ia mendapat informasi dari Whatsapp.

Menurut keterangannya, beredar foto oknum mahasiswa Papua yang diduga mematahkan tiang bendera merah putih.

"Di satu grup (WhatsApp) bendera merah putih dipatah-patahkan dan dibuang di selokan. Saya lihat (foto) itu di grup Aliansi Pecinta NKRI," kata Muhammad, mengutip Kompas.com.

Berangkat dari foto tersebut, ia dan massa lainnya lalu mendatangi asrama tersebut.

Baca Juga: Profil Tim Merah, Paskibraka yang Bertugas Kibarkan Bendera Pusaka pada Upacara HUT NKRI ke-74

Namun, saat mereka tiba, bendera merah putih yang diduga telah dirusak itu telah terpasang di depan halaman AMP.

Walaupun demikian, ia menilai oknum yang telah sengaja merusak bendera itu menyalahi aturan.

"Pantas tidak bendera kita dibuang ke selokan?" ujar dia.

Mahasiswa membantah

Tuduhan itu pun kemudian dibantah oleh perwakilan dari pihak mahasiswa.

Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Aliansi AMP Surabaya Dorlince Iyowau, memastikan penghuninya tidak merusak bendera.

Baca Juga: Jusuf Kalla Kerap Tidak Mengangkat Tangan Saat Pengibaran Bendera, Salah Atau Benar?

"Sebenarnya kalau pengerusakan bendera itu tidak. Karena tadi pagi sampai tadi siang, (bendera merah putih) itu masih terpasang," kata Dorlince mengutip Kompas.com, Jumat (16/8/2019).

Ia menjelaskan bahwa, kesalahpahaman itu bermulai pada siang hari.

Saat dirinya dan beberapa mahasiswa lainnya meninggalkan asrama untuk membeli makanan.

Setelah kembali, ia melihat tiang bendera sudah tidak ada di tempatnya.

Ia mengaku tidak tahu apa-apa mengenai tuduhan perusakan bendera itu.

Baca Juga: Sejarah Pembentukan Paskibraka, Pasukan yang Berjuang Kibarkan Bendera Pusaka di Istana Negara

Bahkan, teman-temannya juga ikut kaget atas tuduhan yang dilayangkan pada mereka.

"Soal itu kami tidak tahu. Karena kami dari luar, masuk, ada beberapa kawan juga masuk, kami tidak tahu apa-apa. Kami kaget tiba-tiba kok benderanya gini-gini (patah)," jelasnya.

Kemudian, sekitar pukul 15.20 WIB tiba-tiba datang sejumlah personel TNI dan kelompok ormas.

Mereka diduga masuk asrama dengan merusak pintu pagar.

Dorlince pun kemudian mencoba bernegosiasi dengan mereka.

Baca Juga: Kisah di Balik Bahan Pembuatan Bendera Merah Putih Buatan Fatmawati

Ia mencoba untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut.

Namun, ormas menolak penjelasannya.

Bahkan, kelompok ormas itu menyuruh mahasiswa untuk keluar dari asrama untuk beradu fisik.

Semua itu dilontarkan sembari mengeluarkan kata-kata yang berbau rasialis.

"Kami pakai metode negosiasi ataupun pendekatan hukum untuk bicara baik-baik soal ini. Kami klarifikasi bersama, tapi mereka menolak itu. Mereka menunjuk kami. Mereka menuntut kami untuk keluar adu fisik," ujar dia.

Baca Juga: Polisi Beberkan Fakta Sebenarnya Kronologi 4 Pemuda yang Diduga Kencingi Bendera Merah Putih

Penjelasan Polisi

Mendengar peristiwa ini, pihak Polisi kemudian mendalami kasusnya.

Dilansir dari Kompas.com, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, menjelaskan kasusnya.

"Kami mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa ada bendera dengan keadaan tiangnya patah dan dibuang ke selokan," kata Sandi, mengutip Kompas.com, Jumat (16/8/2019) malam.

Pihaknya, bersama dengan jajaran TNI dan Satpol PP Kota Surabaya akan menyelidiki siapa oknum yang telah merusak bendera tersebut.

Baca Juga: Syarat Menjadi Pembawa Baki Paskibraka Nasional 17 Agustus, Jangan Sampai Bendera Terbalik

"Kami mencoba untuk mengecek dan menyelidiki bersama-sama dengan Satpol PP kemudian dengan Koramil, dari Intel Korem dan Kodim untuk bersama-sama kami petakan permasalahannya apa," terangnya.

Ia juga memahami maksud dari kelompok ormas itu.

Tak lupa, ia juga telah mengingatkan pada mereka untuk tetap menaati aturan.

Pihaknya juga sedang mengumpulkan bukti serta saksi untuk mendalami kasus itu.

"Alat bukti yang ada dan saksi-saksi kami kumpulkan. Mudah-mudahan, mohon doanya nanti kami bisa tuntaskan permasalahan ini dengan cara yang benar dengan tidak melanggar hukum," jelasnya.

Baca Juga: Serang TNI Saat Diperiksa, 2 Warga yang Pemilik Kartu Anggota TPN-OPM Diamankan Jelang HUT RI ke-74

Pihaknya juga akan memeriksa CCTV yang ada di sekitar asrama agar dapat diselidiki lebih lanjut siapa oknum yang telah melakukan perusakan bendera itu.

Namun, ia tak menyebutkan siapa saja saksi yang akan dimintai keterangan.

"Sedang dikumpulkan. Kasat intel dan Kasatreskrim dibantu teman-teman TNI dan masyarakat, jumlahnya belum dilaporkan. Nanti kita akan kasih tahu," ujarnya.

Ia juga menambahkan, jika nantinya memang ada oknum yang melakukan perusakan bendera, pihaknya akan mempelajari ancaman hukuman yang akan diterapkan.

"Nanti akan kami cek, apa ancaman hukuman yang paling tepat untuk itu, kalau memang itu terjadi. Paling tidak itu penistaan terhadap lambang negara," pungkas Sandi.(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya