50 Tahun Misi Apollo 11, Ada Sumbangsih Mahasiswa Indonesia yang Sukseskan Pendaratan Manusia di Bulan

Jumat, 19 Juli 2019 | 13:42
Washington Post

Misi Apollo NASA ke Bulan, ada peran mahasiswa Indonesia dalam keberhasilan proyek antariksa ini.

Sosok.ID - "Satu langkah kecil bagi seorang manusia namun Satu lompatan besar bagi umat manusia!"

Ucapan itu terlontar dari mulut Neil Armstrong usai ia menjadi manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di bulan.

Misi Apollo 11 sukses dilaksanakan dengan ditandai pendaratan itu.

Kini memperingati 50 tahun pendaratan di Bulan yang tepat pada 29 Juli nanti, Sosok.ID membagikan sedikit kisah mengenai seorang mahasiswa Indonesia yang memberi sumbangsih atas suksesnya misi Apollo 11.

Baca Juga: Kisah Paulo John, Bawa Gambar Ibunya yang Telah Meninggal ke Acara Wisuda Demi Tunjukkan Dirinya Berhasil Raih Gelar Sarjana

Mengutip dari buku Bermula Dari Nol, Banda Aceh Sampai Los Palos, salah satu ilmuwan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri hingga temuannya menjadikan Neil Armstrong dapat mendarat di bulan adalah Giri Suseno Hadiharjono (1941-2012).

Pria kelahiran Surakarta, 5 Januari 1941 ini ialah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kemudian mendapat beasiswa S2 ke Amerika Serikat tepatnya di University of Kentucky, Lexington dan setahun setelahnya ia pindah ke University of Michigan di Ann Arbor.

Memang sudah pintar dari sononya, sembari kuliah Giri bekerja dengan dosen pembimbingnya, Prof. Charles Lipson.

Pekerjaan yang dilakukan Giri tak main-main, masih berstatus mahasiswa pascasarjana ia diajak oleh Lipson melakukan analisis terhadap kemampuan material dalam menerima beban dari getaran.

Baca Juga: Kisah Paulo John, Bawa Gambar Ibunya yang Telah Meninggal ke Acara Wisuda Demi Tunjukkan Dirinya Berhasil Raih Gelar Sarjana

Rupanya hasil penelitiannya itu bakal digunakan untuk membuat Apollo Space Craft, proyek antariksa ambisius NASA tahun 1960-an untuk membawa astronot keluar angkasa dengan tujuan pendaratan di bulan!

Secara tak langsung Giri memberikan sumbangsih besar kepada NASA khususnya ke Neil Armstrong karena tanpa temuannya astronot itu tak dapat menginjakkan kaki di bulan dan berseloroh "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi seorang manusia namun Satu lompatan besar bagi umat manusia")

"Beliau sedang mengerjakan proyek dari Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) untuk meneliti sifat-sifat kelelahan (fatigue properties) pada material," tulis Giri di buku biografinya, Bermula dari Nol, Banda Aceh sampai Los Palos.

"Belakangan baru saya ketahui bahwa material itu digunakan dalam pesawat ruang angkasa Apollo Space Craft," tambahnya.

NASA
NASA

Apollo Spacecraft

Baca Juga: Dituding Siksa 4 Pengamen Kasus Pembunuhan di Cipulir Sampai Digugat Rp 746 Juta, Polda Metro Jaya : Semua Bukti Telah Terpenuhi

Bahkan ketika Giri sudah lulus S2 dan bergelar MSME (Master of Science in Engineering-Mechanical Engineering) pada Juli 1966, Lipson mati-matian menahannya agar tetap di Amerika Serikat.

Bahkan Lipson bakal membiayai semua tanggungan hidup Giri di negeri Paman Sam plus gaji sangat besar senilai 9.000 dolar AS per bulan saat itu.

Namun Giri tetap menolak, baginya kembali ke Tanah Air dan memberikan sumbangsih ilmunya kepada bangsa sendiri lebih penting dari nilai angka-angka uang.

"Beliau sampai bilang bahwa saya sudah gila."

"Ditawari gaji yang jauh lebih besar tidak mau, malah mau hidup dengan gaji kecil. Profesor Lipson berujar, 'Either you are dumb or crazy' (entah Anda bodoh atau gila)," tulis Giri.

Usai kembali ke Indonesia, Giri langsung jadi dosen ITB.

Sempat juga ia menjadi wakil pak Habibie di Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) serta Menteri Perhubungan merangkap Menteri Pariwisata di akhir masa Orde Baru. (Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Bermula dari Nol, Banda Aceh sampai Los Palos.

Baca Lainnya