Segerombolan orang bahkan melempari Nabi dengan batu dan tanah, bahkan kotoran.
Rasulullah SAW pun terluka cukup parah.
Malaikat Jibril yang menyaksikan pemandangan memilukan ini pun menyerukan agar Nabi berdoa dan mengangkat tangan mohon pada Allah, dan berjanji mengangkat bumi Thaif untuk menghimpit warga Thaif.
Namun, Nabi Muhammad SAW tidak memakai doanya untuk membalas perbuatan tersebut.
Nabi SAW lantas memanjatkan doa:
"Allahuma Ya Allah. Kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia."
"Wahai Tuhan Yang Maha Penya yang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku? Atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli."
"Sebab, sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan, dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat, (aku berlindung) dari kemurkaan-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya dan upaya melainkan dengan kehendak-Mu."
Nabi SAW dengan lembut berkata kepada mereka, walaupun mereka menolak ajaran Islam, aku berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.
Tak hanya itu, Nabi SAW kemudian mengangkat tangannya seraya berdoa, "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka tidak mengetahui. "
Tidak ada dendam terbersit sedikit pun dalam hati Rasulullah SAW.
Hingga saat ini doa Nabi terkabul. Sebagian besar warga Thaif menjadi pemeluk Islam yang taat.