Sosok.ID - Militer Rusia sebetulnya tak siap menginvasi Ukraina dalam jangka waktu lama.
Rusia sadar perang yang berlangsung lama akan menguras sumber daya mereka.
Pengalaman di Afghanistan mengajarkan Moskow agar segera memenggal kepala musuh secepat mungkin.
Tapi nyatanya Ukraina dibantu oleh Sekutu mempertahankan diri.
NATO di sini menjadi kepanjangan tangan Sekutu dalam mempertahankan posisi Kyiv.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu memberi bantuan amat penting yakni penyadapan komunikasi dan jamming terhadap militer Rusia.
Akibatnya Rusia harus menjalankan taktik perang kuno, komunikasi verbal antar prajurit dilakukan secara otodidak di lapangan.
Jamming yang dilakukan NATO inilah yang menjadi sebab kemajuan Tentara Merah tak selaju di awal-awal invasi.
Kremlin akhirnya meminta bantuan dari Wagner Group, sebuah organisasi tentara bayaran layaknya Black Water AS di Irak.
Vladimir Putin nampaknya ingin melakukan privatisasi perang di Ukraina dengan menggunakan jasa tentara bayaran.
Keuntungan menggunakan tentara bayaran ialah tak adanya potensi pelanggaran HAM yang dilakukan militer Rusia.
Sebab tentara bayaran diibaratkan warga sipil yang dipersenjatai, milisi, sehingga jika ada yang melakukan kejahatan perang ia cuma dicap kriminal.
Meski pada dasarnya anggota Wagner Group ialah mantan tentara Rusia itu sendiri.
Wagner Group sekarang jadi unit terdepan Rusia kala menggempur Ukraina.
Pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin bahkan terjun sendiri di lapangan untuk mengorganisir anak buahnya.
Pasukan Prigozhin terkenal brutal di perang Ukraina.
Karena tak adanya kode etik layaknya personel militer resmi, Wagner Group sesuka hati berbuat di Ukraina.
Intinya ia menjalankan hukum rimba, yang kuat ialah penguasa.
"Kekejaman yang mencolok adalah bagian dari apa yang ditawarkan Prigozhin.
Apa pun itu--pertunjukan yang dipentaskan, trolling, atau imersif--itu tidak berhenti menjadi bagian dari kampanye iklan yang mempromosikan kultus kekerasan," ujar Andrei Kolesnikov, seorang peneliti senior di Carnegoe Endowment for International Peace dikutip dari Novaya Gazeta.
Yevgeny Prigozhin saat ini jadi wajah perang Rusia di Ukraina.(*)
Baca Juga: Bak Filipo Inzaghi, Keberuntungan Menaungi Aji Kusuma di Persija