Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Program Warisan Anies Dikritik Telan Anggaran Rp 275 Miliar, Diminta Alihkan Dana untuk BLT

Rifka Amalia - Rabu, 16 November 2022 | 19:52
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dokumentasi Pemprov DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sosok.ID - Program warisan Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada akhir tahun 2020, Jakwifi dikritik karena menganggarkan Rp 275 miliar. Disarankan mengalokasikan anggaran untuk BLT.

Nilai anggaran itu tertera dalam dokumen rancangan APBD tahun anggaran 2023, yang mana Pemprov DKI Jakarta berencana menambah titik pemasangan internet gratis 2023 melalui program Jakwifi 2023.

Dalam rapat bersama Komisi A DPRD DKI di Grand Cempaka, Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022), anggaran program Jakwifi itu menuai protes dari anggota DPRD.

Anggota Komisi A DPRD DKI Syarifudin meminta anggaran tersebut dihapuskan, sebab saat ini sekolah-sekolah di Jakarta sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka.

"Saya rekomendasi pimpinan, terkait Jakwifi dari sejak awal program ini diluncurkan sampai sekarang, saya minta data foto di mana-mana saja enggak ada," kata Syarifudin pada Selasa.

Syarifudin juga menyebutkan tak banyak anak sekolah yang tahu soal program Jakwifi tersebut.

"Tiap saya turun, enggak ada yang tahu tuh masyarakat apa program Jakwifi. Jadi penambahan tahun 2023, saya rekomendasi dihapus aja pimpinan," kata dia.

Dia lebih lanjut mengusulkan agar anggaran Jakwifi dialihkan untuk bantuan langsung tunai (BLT).

"Maksud saya, BLT BBM kebagian satu RT paling Rp 7 (juta)-Rp 10 (juta). Mending alihin ke situ, dampaknya lebih (signifikan)," kata Syarifudin.

"Sementara Jakwifi sebetulnya program untuk sekolah yang dirumahkan," tambah dia.

Pada saat mencetuskan Jakwifi, Anies Baswedan berharap program tersebut dapat dinikmati tak hanya untuk anak sekolah yang membutuhkan internet karena pembelajaran daari rumah, tapi juga untuk para warga yang memiliki usaha.

"Ini penyediaan fasilitas connectivity secara digital yang akan membantu bagi masyarakat untuk bisa ikut dalam kegiatan perekonomian, ikut dalam kegiatan pembelajaran. Jadi mereka inklusif di dalam digital technology," ucap Anies pada saat itu.

Namun dalam realisasinya, Jakwifi masih banyak kekurangan. Termasuk kritik karena internetnya yang lambat meskipun memakan anggaran yang besar. (*)

Baca Juga: Rp 77 Miliar Dana BLT DBHCHT Disalurkan kepada Masyarakat Jember

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x