Sosok.ID -Lolosnya Irjen Teddy Minahasa mendapat promosi sebagai Kapolda Jawa Timur disebut peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bidang Kepolisian, Bambang Rukmianto, sebagai bentuk masalah dalam proses di Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).
Hal ini karena sosok Teddy Minahasa yang merupakan seorang jenderal bintang dua itu turut mengedarkan narkoba.
Aktivitasnya baru terungkap ke publik empat hari setelah Kapolri menunjuknya menjadi Kapolda Jawa Timur yang baru.
“Artinya ada problem dalam proses Wanjakti dewan jabatan dan kepangkatan tinggi,” kata Bambang dilansir dari Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Bambang mengatakan Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam), Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) tidak berikan masukan kepada Kapolri terkait penunjukkan Teddy.
Atau kemungkinan lainnya disebut oleh Bambang yaitu adanya intervensi dari pihak eksternal, membuat perwira tinggi bermasalah tetap dipromosikan dan mendapat jabatan strategis.
Intervensi itu disebut Bambang bisa dari titipan politisi.
“(Untuk) mengamankan kepentingannya (politis) lah,” ujar Bambang.
Kecurigaan ini diperkuat dengan Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) di Polri tidak memiliki rekam jejak anggotanya yang digadang-gadang duduk di posisi penting.
Kemudian ada rahasia umum jika merit sistem di Polri diwarnai nepotisme, koneksi, sampai gratifikasi.
Tentu saja hal ini menyebabkan munculnya faksi, geng, atau gerbong-gerbong dalam tubuh Korps Bhayangkara.
“Akibatnya munculah Irjen Teddy Minahasa, menyusul Ferdy Sambo dan lain-lain,” tuturnya.