"Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya dan aku adalah salah satu saksi atas itu.”
"(Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya,) “Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.”
"Dia (Ibrahim) lalu menjadikan mereka (berhala-berhala itu) hancur berkeping-keping, kecuali (satu patung) yang terbesar milik mereka agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya." (Q.S. Al-Anbiya:56-58)
Semua berhala dihancurkan Nabi Ibrahim, menyisakan satu berhala paling besar dan meletakkan kapaknya pada patung tersebut,
Mendengar kabar ini, Raja Namrudz marah dan menghampiri Nabi Ibrahim yang diyakininya sebagai pelaku.
"Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?" tanya Raja Namrudz.
Dengan tegas, Nabi Ibrahim menjawab, "Bukan,"
Jawaban tersebut membuat Raja Namrudz semakin marah dan menuding Nabi Ibrahim sebagai pelaku.
Namun Nabi Ibrahim justru menjawab, "Tanyakan saja dengan berhala yang paling besar itu, mungkin saja berhala yang paling besarlah yang melakukannya, karena terdapat kapak di lehernya."
Saat itulah Raja Namrudz membantah dengan berkata “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!"
Mendengar jawaban Raja Namrudz, Nabi Ibrahim membalas dengan tegas, "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Jawaban Nabi Ibrahim ini membuat Raja Namrud semakin marah.