Kemudian Nabi Ibrahim masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud.
Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya sendiri.
Nabi Ibrahim as hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya.
Itu adalah berhala yang paling besar.
Kemudian dia meletakkan kapak yang dipakai untuk menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak dirusaknya.
Setelah beberapa hari Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka.
"Siapa yang melakukan semua ini di belakangku?!" teriaknya pada pengikutnya.
Salah satu pengikutnya yang kebetulan tidak turut pergi bersama Namrud mengatakan bahwa ada seorang pemuda bernama Ibrahim yang melakukan itu semua.
Dipanggillah Nabi Ibrahim untuk menghadap Raja Namrud.
Sang Raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?"
"Bukan!" jawab Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata: "Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?"