Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Cuma Mau Protes' Beginilah Pengakuan Suporter Arema yang Turun ke Lapangan

May N - Senin, 03 Oktober 2022 | 17:43
Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
KOMPAS.COM/IMRON HAKIKI

Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Sosok.ID -Tragedi terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, ketika 130 orang dinyatakan meninggal dunia Sabtu (1/10/2022).

Tragedi terjadi usai laga lanjutan Liga 1 Arema vs Persebaya, berakhir dengan kemenangan Persebaya skor 2-3.

Kerusuhan kemudian bermula ketika sejumlah pendukung Arema yang kecewa karena kekalahan timnya masuk ke lapangan.

Tiba-tiba, aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri pun berusaha mengamankan situasi.

Mereka menembakkan gas air mata.

Kepulan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian menyebabkan banyak orang di dalam stadion mengalami sesak napas.

Para supporter pun berusaha keluar dari dalam stadion untuk menyelamatkan diri.

Nahas, korban kembali berjatuhan akibat sesak napas dan terinjak-injak.

Alasan supporter Arema turun ke lapangan

Riyan Dwi Cahyono (22), menjadi salah satu pendukung Arema FC yang selamat dari tragedi tersebut.

Warga Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, itu kini masih berbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan karena mengalami patah tulang.

Riyan mengatakan, dia termasuk salah satu pendukung Arema FC yang akan turun ke lapangan usai laga berakhir.

Akan tetapi, dia mengaku, aksinya tersebut hanya untuk menyampaikan protes kepada pemain dan manajemen Arema usai tim kesayangannya dikalahkan Persebaya.

"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa Arema FC bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Persebaya tidak pernah menang melawan Arema FC di kandang Singo Edan (julukan Arema FC)," kata Riyan, Minggu (2/10/2022).

"Jadi tujuannya hanya untuk protes agar Arema FC bisa lebih baik lagi ke depannya," tegasnya.

Belum sampai melompati pagar, Riyan mengungkapkan, gas air mata yang ditembakkan polisi meluncur ke arah tribun timur.

Saat itu, Riyan terjatuh dan terinjak-injak para pendukung lain yang berebut untuk menuruni tribun.

"Saat itu saya tidak berdaya. Bahkan, teman perempuan saya yang bareng bersama saya dari Blitar hilang dan belum tahu bagaimana kondisinya saat ini," ungkapnya.

Baca Juga: Anaknya Korban Tewas Kerusuhan Kanjuruhan, Sosok Ayah Ini Ungkap Firasat Tak Enak Sehari Sebelumnya

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x