Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tepat 2 Bulan Brigadir J Tewas, Kapolri Listyo Sigit Akui Kesulitan Bongkar Kejahatan Ferdy Sambo, Penyidik juga Diancam

Rifka Amalia - Kamis, 08 September 2022 | 12:14
Kapolri Listyo Sigit Prabowo ungkap kesulitan mengusut kasus Ferdy Sambo
(Dok. Divisi Humas Polri])

Kapolri Listyo Sigit Prabowo ungkap kesulitan mengusut kasus Ferdy Sambo

Sosok.ID - Kapolri Listyo Sigit Prabowomengaku timnya sempat kesulitan dalam mengusut kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Ferdy Sambo.

Diketahui, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas pada 8 Juli 2022 lalu di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Tewasnya Brigadir J memantik sejumlah kecurigaan mengenai dugaan adanya pembunuhan berencana, meski Ferdy Sambo sempat menarasikan ajudannya itu tewas karena adu tembak dengan Bharada E.

Setelah dua bulan Kapolri Listyo Sigit membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kematian Brigadir J, satu per satu kebohongan Ferdy Sambo mulai terkuak.

Saat ini, tersangka terdiri dari lima orang yakni Bharada E, Bripka RR, Kuat Ma'ruf, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Namun demikian kasus tersebut belum sepenuhnya terpecahkan. Masih banyak teka-teki yang belum terkuak kebenarannya.

Dilansir Sosok.ID dari KompasTV, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui tayangan Program Meja The Forum, dikutip ada Kamis (8/7/2022), berterus terang bahwa pihaknya kesulitan menangani kasus Ferdy Sambo.

"Awalnya agak sulit karena saudara FS menceritakan peristiwa skenario yang terjadi di Duren Tiga itu kan peristiwa tembak-menembak," kata Listyo Sigit.

"Kami mendapatkan informasi-informasi bahwa ada kesulitan dari Timsus pada saat itu. Kemudian saya dalami, dan ternyata memang benar," ujarnya.

Dalam proses pengusutan kasus ini, skenario buatan Ferdy Sambo membuat proses penyidikan semakin sulit dan membingungkan.

Penyidik bukan hanya mendapati upaya menghalang-halangi, tapi juga menerima intimidasi dan ancaman yang sempat membuat ketakutan.

Hal itu diduga karena Ferdy Sambo memiliki pengaruh sangat kuat yang telah disebarkan dan dibangunnya dalam rekayasa pembunuhan Brigadir J.

"Saya mendapatkan informasi ada upaya menghalang-halangi, mengintimidasi, bahkan membuat cerita-cerita untuk memperkuat skenario yang bersangkutan (Ferdy Sambo)."

"Kami lihat penyidik saat itu sempat takut karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan," ujar Listyo.

Pada akhirnya Kapolri menonaktifkan Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri dan dimutasi menjadi Pati Yanma Polri.

Para polisi yang turut membantu melancarkan aksi Ferdy Sambo pun dicopot dari jabatan mereka.

"Sehingga kami putuskan untuk menonaktifkan Ferdy Sambo. Dari situ kami putuskan 25 orang pada saat itu, termasuk yang bersangkutan untuk kami mutasi demosi dan kami ganti dengan pejabat yang baru."

Sejak dicopotnya jabatan Sambo, satu per satu fakta mulai terkuak. termasuk kejanggalan temuan balistik di lokasi kejadian.

"Pada saat itu kami mulai masalah perkenaan atau pun temuan balistik di TKP yang berbeda dengan apa yang dia sampaikan," ujar Listyo Sigit.

Hingga saat ini im khusus bentukan Polri masih berusaha menggali isu pelecehan seksual yang diklaim Sambo dan Putri terjadi di Magelang.

Kapolri Listyo Sigit menyebut, penyidik memang membutuhkan waktu untuk mengantongi fakta-fakta saat ini.

"Dalam perjalanannya, memang butuh waktu," tandas dia. (*)

Baca Juga: Diminta Cooling Down Tangani Kasus Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak Sempat Didatangi Sosok Kapolda

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x