Sosok.ID -Putri Candrawathi, istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, akhirnya mengaku bahwa dirinya hanya diperintah oleh suaminya untuk berbohong masalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinasDuren Tiga, Jakarta Selatan.
Putri Candrawathi mengatakan kepada Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik bahwa pelecehan seksual terjadi di Magelang, Jawa Tengah.
Taufan Damanik menyampaikannya pada Senin, 29 Agustus 2022.
Namun, Taufan mengatakan pernyataan Putri Candrawathi masih berubah-ubah, sehingga harus diuji dengan keterangan dan bukti lainnya.
Menanggapi hal ini, eks Staf Mahkamah Konstitusi sekaligus ahli hukum tata negara Refly Harun, mengatakan dalam kanal YouTube-nya jika berdasarkan pengakuan Putri Candrawathi, maka sudah terbukti pengakuan bohong yang dilakukan Ferdy Sambo.
"Jadi paling tidak menurut pengakuan Putri ini sudah terbukti berita bohongnya bahwa Putri disuruh mengaku itu (pelecehan) terjadi di Duren Tiga, bukan di Magelang," kata Refly Harun.
Meski begitu, Refly Harun masih meragukan kebenaran terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo itu.
"Namun memang pertanyaannya adalah apakah di Magelang itu memang ada kasus pelecehan. This is the question (Ini adalah pertanyaan). Karena didasarkan pada pengakuan Putri sendiri, kemudian Kuat Ma'ruf dan Susi. Nah Susi ini tidak pernah dimunculkan ke publik," tuturnya.
"Jadi asisten rumah tangga yang bernama Susi yang konon juga mengetahui ini. Jadi yang mengetahui ini cuma tiga saja. Susi, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi yang selain Brigadir J yang sudah meninggal dan tentu kita tidak bisa meminta keterangan darinya," sambungnya.
Refly Harun berpendapat, masyarakat saat ini sudah tidak bisa percaya dengan narasi pelecehan seksual dalam kasus Brigadir J.
Lebih lanjut ia juga mengatakan yang paling penting sebenarnya dari terbukanya motif pembunuhan ini adalah nama baik Brigadir J.
Itu juga yang menyebabkan keluarga Brigadir J bersama pengacara mereka, Kamaruddin Simanjuntak, mati-matian memperjuangkan keadilan bagi mendiang Brigadir Yosua.