:grayscale():blur(7):quality(50)/photo/2024/02/27/majalah-bobo-edisi-terbatas-ke-3-20240227022911.jpg)
Sosok.ID - Guru besar UI ikut menyoroti pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi.
Putri Candrawathi telah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri pada Jumat (26/8/2022).
Pemeriksaan itu sendiri terkait dengan penetapan Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Dalam pemeriksaan itu, 80 pertanyaan dicecarkan penyidik kepada istri Irjen Ferdy Sambo.
Selama pemeriksaan, Putri Candrawathi tetap bersikukuh mengaku sebagai korban pelecehan.
“Ibu PC menjelaskan dalam pemeriksaan bahwa beliau adalah korban tindakan asusila atau kekerasan seksual dalam perkara ini.
Itu dalam BAP disampaikan seperti itu,” kata kuasa hukum Putri Candrawathi, Arman Hanis pada Sabtu (27/8/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
Menurutnya, Putri Candrawathi juga ditanya soal insiden di Magelang dalam pemeriksaan tersebut.
“Keterangan klien kami juga sudah dicatat oleh penyidik dalam BAP tersebut, sekaligus penjelasan kronologis kejadian yang terjadi di Magelang,” tambahnya.
Dari hasil pemeriksaan itu, muncul tudingan bahwa Putri Candrawathi berbohong.
Hal itu pun jadi sorotan Pengajar Gender dan Hukum Universitas Indonesia, Profesor Sulistyowati Irianto.
Melalui acara ROSI yang tayang di KOMPAS TV, ia menyebut Putri Candrawathi mengalami kesulitan untuk berkata jujur.
Hal itu sendiri didasari oleh kehidupan yang dijalani Putri Candrawathi selama ini.
“Dia sebagai istri yang harus patuh terhadap suami, karena itu sudah berpuluh-puluh tahun ada di dalam kepalanya.
Jadi backstage dan frontstage nya itu bisa sukar untuk dijembatani,” tuturnya, seperti dikutip via TribunnewsBogor.com, Sabtu (27/8/2022).
Menurutnya, Putri Candrawathi telah didoktrin untuk menjadi istri yang berbakti kepada orang tua.
“Karena dia sudah diindoktrinasi kan dalam pola pengasuhan bahwa suami itu adalah orang yang memiliki dirimu, jadi kau walau bagaimana pun harus menyelamatkan suamimu,” bebernya.
Kendati demikian, ia berharap Putri Candrawathi bisa berkata jujur.
Di sisi lain, Sulistyowati juga menyoroti sikap Putri Candrawathi yang lebih banyak diam.
Menurutnya, diam adalah zona nyaman Putri Candrawathi.
“Dibilang akting bisa juga, masyarakat kan membenci perempuan dua kali lebih besar daripada laki-laki,” kata dia.
“Dia kurang mampu untuk mengatakan hal-hal yang tidak berada dalam kendali suaminya. Jadi suaminya itu adalah orang yang dilihat dalam keadaan apapun dicintai ya. Jadi dia saya kira kurang memiliki keberanian untuk itu,” bebernya.
Latar belakang Putri Candrawathi sebagai anak seorang pensiunan Jenderal TNI juga mempengaruhinya.
“Pada umumnya gambarannya adalah, Ibu Putri seperti perempuan lain, berada atau mengalami pola pengasuhan sejak kecil itu disyaratkan untuk patuh, mengabdi kepada ayahnya, kakak laki-lakinya, kepada suaminya, bahkan ada konsep lain secara budaya di mana-mana berlaku, bahwa istri itu adalah milik dari suami,” ungkapnya.
Pola pengasuhan seperti dan dewasa bersama seorang suami polisi berpangkat tinggi diduga mempengaruhi Putri Candrawathi.
“Dia tetap berbudaya semacam itu, pengabdian. Sehingga barangkali dia berada dalam posisi tidak punya pilihan untuk berkata-kata, untuk melakukan sesuatu sehingga jalan yang diambil oleh dirinya adalah diam.
Diam itu dia pikir akan menyelamatkan suaminya, menyelamatkan dia, dan terutama anak-anaknya,” tandasnya.
(*)
