“Pada umumnya gambarannya adalah, Ibu Putri seperti perempuan lain, berada atau mengalami pola pengasuhan sejak kecil itu disyaratkan untuk patuh, mengabdi kepada ayahnya, kakak laki-lakinya, kepada suaminya, bahkan ada konsep lain secara budaya di mana-mana berlaku, bahwa istri itu adalah milik dari suami,” ungkapnya.
Pola pengasuhan seperti dan dewasa bersama seorang suami polisi berpangkat tinggi diduga mempengaruhi Putri Candrawathi.
“Dia tetap berbudaya semacam itu, pengabdian. Sehingga barangkali dia berada dalam posisi tidak punya pilihan untuk berkata-kata, untuk melakukan sesuatu sehingga jalan yang diambil oleh dirinya adalah diam.
Diam itu dia pikir akan menyelamatkan suaminya, menyelamatkan dia, dan terutama anak-anaknya,” tandasnya.
(*)