Sosok.ID - Sebuah peristiwa pencabulan 20 santriwati terjadi di Kabupaten Bandung, dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Tapang berinisial NR.
Pencabulan itu terjadi sudah sekira sejak satu dekade silam, namun baru terungkap sekarang.
Kasus itu baru diusut karena salah satu korban pencabulan baru berani bersuara.
Fakta ini disampaikan oleh kuasa hukum korban, Deki Rosdia.
Usut punya usut, pelaku bermoduskan membuka praktik pengobatan rukiah sebelum melamcarkan aksi kejinya.
Pimpinan ponpes itu juga merupakan anak dari seorang Kiai.
"Pelaku memang pimpinan ponpes, dan merupakan anak dari seorang kiai yang memiliki Pesantren di Kopo, Cirangrang," katanya, Senin (15/8/2022), dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Korban pelecehan mengaku menerima tindakan tak menyenangkan itu pada tahun 2016 silam, saat masih duduk di bangku SMP.
Pelaku mulanya memanggil korban untuk melakukan bersih-bersih, lalu pelaku beraksi dengan meraba, menciumi hingga mencabuli korban.
"Korban itu diperdaya, dengan berbagai bahasa nanti tidak berkah ilmunya, secara hukum harus nurut gurunya. Bahkan, ketika tidur pun kadang korban dicabuli," ungkap Deki.
Korban bahkan sudah lupa berapa kali menerima pencabulan dari pimpinan ponpes itu, sebab pelaku sangat sering melakukannya.
Seminggu sebelum korban dijodohkan dengan seorang santri, pencabulan pun masih terjadi