Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pantas China Mencak-mencak, Kunjungan Nancy Pelosi Ketua DPR AS ke Taiwan Ini Memang Seharusnya Tidak Boleh Dilakukan, Aturan Tak Tertulis Ini yang Dia Langgar

May N - Sabtu, 06 Agustus 2022 | 12:04
Nancy Pelosi dengan setelan pakaian warna pink ketika mengunjungi Taiwan.
Tangkapan Layar/Reuters

Nancy Pelosi dengan setelan pakaian warna pink ketika mengunjungi Taiwan.

Sosok.ID -Republik Rakyat China (RRC) dilaporkan telah menembakkan beberapa rudal balistik DF-15B ke laut di sekitar Taiwan sebagai bagian dari latihan militer skala besar yang diumumkan sebagai tanggapan atas kunjunganketua DPR AS, Nancy Pelosi minggu ini.

Daerah yang dipilih untuk latihan ini belum pernah terjadi sebelumnya di dekat Taiwan, datang lebih dekat daripada Krisis Selat Taiwansebelumnya pada 1995-1996 dan secara dramatis meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam latihan itu sama saja dengan blokade militer di pulau itu.

Menyatukan Taiwan dengan daratan telah menjadi tujuan Partai Komunis Tiongkok sejak memenangkan perang saudara 1946-49 di daratan melawan pemimpin Nasionalis Chiang Kai-shek, yang melarikan diri melintasi selat dengan para pendukungnya untuk mengangkat pemerintahan Republik China (ROC) di Taiwan.

Pada tahun 2021, presiden Tiongkok, Xi Jinping, menegaskan kembali bahwa: “Menyelesaikan pertanyaan Taiwan dan mewujudkan reunifikasi penuh Tiongkok adalah misi bersejarah dan komitmen Partai Komunis Tiongkok yang tak tergoyahkan.”

Dari perspektif Beijing, dukungan AS untuk Taiwan tetap menjadi – jika bukan – hambatan utama untuk mencapai unifikasi.

Menyusul pecahnya Perang Korea, AS menghentikan kemungkinan rencana invasi oleh Beijing dengan mengerahkan armada ke-7 di Selat Taiwan.

Kemudian, pada tahun 1954, ia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Taiwan.

AS akhirnya mengakhiri perjanjian itu setelah menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing pada 1979.

Tetapi Kongres AS menanggapi dengan mengesahkan Undang- Undang Hubungan Taiwan, yang mengamanatkan AS untuk menyediakan senjata pertahanan Taiwan dan “mempertahankan kapasitas Amerika Serikat” untuk pada dasarnya mempertahankan Taiwan.

Meskipun AS juga menarik pengakuan diplomatik Taiwan, Beijing tetap sangat sensitif terhadap tindakan apa pun yang akan menyarankan Washington berusaha untuk menyuntikkan "resmi" ke dalam hubungan, karena percaya ini akan merupakan pengikisan komitmen AS ke China atas masalah status Taiwan tersebut.

Ini adalah masalah utama yang dipertaruhkan dalam Krisis Selat Taiwan 1995-1996, ketika AS mengizinkan presiden Taiwan saat itu Lee Teng-hui untuk mengunjungi almamaternya, Universitas Cornell.

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x