Follow Us

Belum Ada Sebulan Menjabat, Rumah Presiden Baru Sri Lanka Sudah Dibakar Rakyatnya, Bercucuran Air Mata Sebut Tak Ada Tempat untuk Pulang

May N - Senin, 01 Agustus 2022 | 20:40
Ranil Wickremesinghe, presiden baru Sri Lanka
AP

Ranil Wickremesinghe, presiden baru Sri Lanka

Sosok.ID - Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada hari Minggu mengatakan bahwa tidak ada gunanya menuntut dia "pulang" karena dia tidak punya rumah untuk dituju sambil mengacu pada ancaman yang diterima dari para pengunjuk rasa.

Berbicara di Kandy, sebuah kota di Sri Lanka, Wickremesinghe mengatakan bahwa beberapa orang telah mengancam akan menggelar protes, menuntut agar dia pulang, Colombo Gazette melaporkan.

Sebagai tanggapan, Wickremesinghe berkata, "Saya meminta Anda untuk tidak melakukan itu karena saya tidak punya rumah untuk dikunjungi."

Wickremesinghe mengatakan bahwa menuntut dia untuk pulang hanyalah buang-buang waktu, sebaliknya para pengunjuk rasa harus mencoba membangun kembali rumahnya yang terbakar.

"Tidak ada gunanya menyuruh orang yang tidak punya rumah, untuk pulang," katanya, seraya menambahkan bahwa setelah rumahnya dibangun kembali maka para pengunjuk rasa dapat menuntut agar dia pulang, ujarnya dilansir dari ndtv.com.

Presiden mengatakan bahwa para pengunjuk rasa harus membangun kembali negara atau membangun kembali rumahnya, Colombo Gazette melaporkan.

Dia menyoroti bahwa kerusuhan telah menunda kemungkinan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu menarik negara yang bangkrut itu keluar dari krisis ekonomi dan mendesak partai-partai politik harus bekerja sama dalam menemukan solusi permanen untuk masalah yang dihadapi Sri Lanka.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tidak ada gunanya menyalahkan mantan presiden Gotabaya Rajapaksa atas krisis ekonomi, melainkan mendesak semua partai politik untuk bersama-sama membawa negara keluar dari kekacauan ekonomi dan membayar utang.

Wickremesinghe mencatat bahwa protes telah menunda kemungkinan kesepakatan dengan IMF yang sedang berlangsung setelah ia mengambil alih tugas sebagai Perdana Menteri.

"Negosiasi terhenti karena ketidakstabilan di negara kepulauan itu selama beberapa minggu terakhir ketika para agitator menyerbu negara itu di tengah kekurangan bahan bakar dan makanan yang ekstrem," katanya.

Presiden kembali menegaskan bahwa negara-negara lain tidak bersedia menawarkan bantuan keuangan kepada negara kepulauan itu sampai tercapai kesepakatan dengan IMF.

Sri Lanka perlu menemukan cara untuk membayar kembali pinjamannya karena IMF tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah yang dihadapi negara tersebut.

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest