Follow Us

Kejanggalan Kematian Brigadir J: WA Keluarga Diretas, Polisi Paksa Tanda Tangan, 'Orang Itu Mencari Sesuatu Terkait Almarhum'

Rifka Amalia - Kamis, 14 Juli 2022 | 13:17
Potret Brigadir J semasa hidup. Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak hingga tewas di rumah singgah sang jenderal Irjen Sambo di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG

Potret Brigadir J semasa hidup. Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak hingga tewas di rumah singgah sang jenderal Irjen Sambo di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

"Kita dilarang, tapi tidak dijelaskan kenapa peti jenazah tidak boleh dibuka?" kata Samuel.

Samuel merasa tak terima karena tak diizinkan membuka peti jenazah anaknya sehingga terjadi adu argumen.

Polisi lebih lanjut meminta Samuel melakukan tanda tangan, namun ayah Brigadir J menolak.

"Saya disuruh tanda tangan dulu, baru nantinya boleh dibuka. Saya tolak, karena itu sama dengan membeli kucing dalam karung.

Nanti kalau terjadi masalah dan saya sudah tanda tangan, malah saya dipermasalahkan," kata Samuel.

Akhirnya Samuel dan istri diizinkan membuka peti jenazah. Namun saudara-saudara Brigadir J hanya boleh melihatnya.

Orang-orang juga diminta keluar saat peti jenazah dibuka. Jendela dan tirai bahkan ditutup.

"Dibukanya itu sedikit sekali. Tapi ibunya (syok) berteriak-teriak dia, karena melihat banyak sekali luka di bagian tubuh dan wajah," kata Samuel.

Ratusan polisi kepung rumah

Mendadak ratusan polisi juga mengepung rumah duka, membuat keluarga ketakutan.

"Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut. Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan," kata Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak.

Rumah orang tua Brigadir J berada dalam kompleks perumahan SD, membuat pagar SD akses keluar masuk perumahan pun ditutup.

Editor : Sosok

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest