Follow Us

Invasi ke Ukraina Nyatanya Gagal Total, Sosok Ini Sebut Tahta Vladimir Putin Sebagai Presiden Rusia Seumur Hidup Bakal Dikudeta

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Sabtu, 21 Mei 2022 | 17:57
Invasi ke Ukraina Nyatanya Gagal Total, Sosok Ini Sebut Tahta Vladimir Putin Sebagai Presiden Rusia Seumur Hidup Bakal Dikudeta
Flickr/www.kremlin.ru

Invasi ke Ukraina Nyatanya Gagal Total, Sosok Ini Sebut Tahta Vladimir Putin Sebagai Presiden Rusia Seumur Hidup Bakal Dikudeta

Sosok.ID - Kabar mengejutkan datang dari perkembangan invasi militer Rusia ke Ukraina baru-baru ini.

Tak hanya soal militer dan keamanan, invasi Rusia ke Ukraina berimbas pada tahta Vladimir Putin sebagai Presiden.

Bagaimana tidak? Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut akan menghadapi kudeta besar-besaran.

Dilansir dari Mirror.co.id, Kamis (19/5/2022), para pejabat tinggi di lingkaran Vladimir Putin disebut mulai resah dengan tindakan sang Presiden.

Lebih mengejutkan lagi, petinggi Negara pecahan Uni Soviet tersebut menyadari kegagalan invasi Rusia di Ukraina.

Selain itu, beberapa waktu lalu Vladimir Putin sempat mengancam lawannya akan meluncurkan rudal nuklir.

Hal itu dikabarkan tak akan terjadi lantaran pejabat tinggi Rusia dikabarkan tidak akan mugkin mematuhi perintah untuk meluncurkan serangan tersebut.

Melansir dari Gridhot.ID, salah satu pakar Moskow dan jurnalis investigasi Christo Grozeev mengatakan kudeta terhadap Putin menjadi sesuatu yang realistis untuk sekarang ini.

Cengkeraman kekuaasaan Putin disebut mulai melemah.

Aparat keamanan terkemuka bahkan tidak percaya bahwa Presiden Rusia itu masih akan berkuasa dalam waktu tiga bulan.

"Saya pikir elit informasi di dalam pasukan keamananlah yang memahami bahwa perang telah hilang," kata Grozeev kepada Radio Liberty.

Aparat keamanan Rusia terkemuka memahami bahwa Putin akan membutuhkan mobilisasi massa penuh untuk memenangkan perang di Ukraina, tetapi ini akan menyebabkan "ledakan sosial" di Rusia.

Mungkin ada tekanan untuk penggunaan senjata nuklir atau kimia dari kelompok garis keras.

Namun, hal itu tampaknya tidak akan terealisasi.

Kelompok lain akan mengatakan "sudah cukup" dan "lebih baik tidak menyia-nyiakan 10.000 nyawa tentara dan perwira kita".

Pertentangan dari kelompok yang pro dan kontra ini akan menyebabkan kekacauan dalam badan pemerintahan Rusia.

"Tentu saja, ada opsi yang diberikan oleh Putin sendiri untuk melaksanakan beberapa keputusan penting ini, seperti penggunaan senjata nuklir," ujar Grozev yang telah menautkan ke outlet penelitian online Inggris Bellingcat.

"Dan penolakan ini akan menjadi pemicu, kemungkinan besar, kudeta, karena setelah penolakan untuk mematuhi perintah raja, semuanya akan turun dengan sangat cepat," katanya.

Grozev pun melihat peluang penggunaan senjata nuklir berkurang.

"Jika Putin memutuskan untuk memberikan perintah untuk menggunakan senjata nuklir, dia harus yakin bahwa semua orang di sepanjang rantai akan melaksanakan perintah ini," katanya.

"Dia mengerti lima tangan…harus menekan tombol secara berurutan. Jika satu [orang] tidak mematuhi, maka ini akan menjadi sinyal pembangkangan dan bahkan mungkin kematian fisik Putin," lanjutnya.

"Jadi sampai dia yakin semua orang akan patuh, dia tidak akan memberikan perintah ini. Apakah Putin akan berkuasa dalam tiga bulan tidak jelas bagi pasukan keamanan," tandasnya.

(*)

Baca Juga: Jokowi Tidak Mengusir Rusia di KTT G20 Nanti, Joe Biden Akhirnya Angkat Suara Lewat KTT ASEAN-AS

Baca Juga: Uraa! 5 Negara Sekutu Setia Rusia

Source : GridHot.ID, Mirror.co.uk

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest