Sosok.ID - Mudik lebaran adalah salah satu tradisi yang paling dinanti masyarakat Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri.
Mudik lebaran juga merupakan fenomena yang terjadi sekali dalam setahun secara massal di Indonesia.
Bisanya, menjelang hari raya Idul Fitri, para perantau yang bekerja di kota-kota besar bakal melakukan mudik lebaran.
Mudik lebaran pun jadi salah satu kesempatan yang dimiliki para perantau untuk pulang ke kampung halaman, sekali dalam setahun.
Usut punya usut, mudik lebaran ini ternyata adalah salah satu tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Indonesia sejak zaman Majapahit.
Lalu, bagaimana awal mula fenomena mudik lebaran ini berkembang di Indonesia?
Mengutip Kompas TV edisi 8 Mei 2021 lalu, dosen sejarah UniversitasSanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji sebut jika mudik adalah tradisi lawas penduduk Indonesia.
Tradisi mudik ini telah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
Dijelaskan, tradisi mudik ini bermula dari kekuasaan Majapahit yang begitu luas, meliputi Nusantara, Sri Lanka hingga Semenanjung Malaya.
Untuk menjaga wilayah kekuasaan yang begitu luas, Raja Majapahit menempatkan para pejabat di setiap masing-masing daerah kekuasaan.
Suatu waktu, para pejabat yang ditugaskan bakal pulang untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halaman.
Tradisi yang sama juga dilakukan oleh kerajaan Mataram Islam.
Sama seperti masa kekuasaan Majapahit, Mataram Islam mengirim para pejabatnya ke berbagai daerah untuk menjaga wilayah kekuasaan.
Bedanya, pada masa kerajaan Mataram Islam, para pejabat pulang secara khusus ketika hari raya Idul Fitri tiba.
Kedua hal itulah yang menjadi asal mula tradisi mudik di Indonesia.
Bahkan hingga detik ini, tradisi mudik tersebut masih terus dilakukan masyarakat Indonesia, terutama para perantau di kota-kota besar.
Istilah mudik sendiri diketahui baru populer pada tahun 1970-an sebagai tradisi tahunan yang dilakukan para perantau.
Istilah mudik ini digunakan untuk para perantau yang kembali ke kampung halaman sementara waktu untuk berkumpul dengan keluarga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik sendiri memiliki arti 'ke udik' serta 'pulang ke kampung halaman'.
Sementara dalam Bahasa Jawa Ngoko, mudik berasal dari kata 'Mulih Disik' yang artinya pulang duluan.
Kata mudik ini juga bisa diartikan sebagai istilah untuk kegiatanpulang yang hanya sebentar untuk melihat keluarga setelah lama tinggal di tanah rantau.
Sedangkan, orang Betawi mengartikan mudik sebagai "Kembali ke Udik". Dalam bahasa Betawi, udik sendiri memiliki arti kampung.
(*)