Follow Us

Makin Memanas, Rusia Tiba-tiba Sebut Indonesia Tempat Penelitian Militer AS Soal Senjata Biologis, Kok Bisa?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Minggu, 27 Maret 2022 | 16:59
Makin Memanas, Rusia Tiba-tiba Sebut Indonesia Tempat Penelitian Militer AS Soal Senjata Biologis, Kok Bisa?
Kompas.com

Makin Memanas, Rusia Tiba-tiba Sebut Indonesia Tempat Penelitian Militer AS Soal Senjata Biologis, Kok Bisa?

Melalui Pusat Medis Angkatan Laut, Amerika Serikat melakukan penelitian biologi rahasia itu pada tahun 2010.

Hasil penelitian itu, tidak dibagikan kepada pemerintah Jakarta, seperti yang dilaporkan kantor berita RIA Novosti, Kamis (24/3/22).

"Pendekatan yang tidak bisa diterima dengan persetujuan diam-diam pemerintah AS, adalah norma yang lazim bagi perusahaan farmasi besar. Karena banyaknya pelanggaran, pemerintah Indonesia tahun 2010, menghentikan kegiatan Pusat Medis AL AS di Jakarta," katanya.

Kirillov mengatakan AS melakukan pekerjaan di fasilitas laboratorium di Jakarta di luar kerangka program penelitian yang disepakati.

Melakukan pengambilan sampel bilogis dan menolak memberitahu Indonesia tentang hasil yang dicapai.

Baca Juga: Keputusan di Tangan Jokowi! AS dan Sekutu Barat Ingin Usir Rusia, Tapi Vladimir Putin Ngotot akan Datangi KTT G20 di Bali

"Bahan-bahan yang mereka terima digunakan untuk kepentingan farmasi Pentagon, yaitu Gilead, yang menguji obat-obatannya, termasuk wilayah Ukraina dan Georgia," kata Jenderal Rusia.

Tak hanya Indonesia, sebelumnya Rusia juga temukan laboratorium biologi di Ukraina.

Menurut kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan militer AS terlibat, mendanai, dan mengendalikan laboratorium itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menemukan dokumen yang menunjukkan, komponen senjata biologis sedang dikembangn di Ukraina, di laboratorium tersebut.

Zarova juga menganggap kegiatan itu, melanggar Konvensi Senjata Biologis.

Baca Juga: Bukan Rusia Vs Ukraina, Mantan Agen CIA Akhirnya Jujur AS Telah Mulai Perang Lawan Vladimir Putin, Ini Buktinya!

Source : Intisari Online, RIA Novosti

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest