Melansir dari The New York Times, Biden berujar, invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi konsekuensi terbesar di dunia yang terjadi sejak Perang Dunia II.
NATO pun diwanti-wanti oleh Rusia agar tidak melanjutkan ekspansi ke arah timur, dan tidak mengakui Ukraina sebagai anggotanya.
Gegara insiden yang cukup menegangkan tersebut, dunia internasional dibuat bertanya-tanya soal alasan Rusia memerangi Ukraina.
New York Times,Senin (24/1/2022) menyebutkan, pada dasarnya Putin sedang berusaha menyusun ulang batas-batas Eropa pasca Perang Dingin, membangun zona keamanan yang luas, dan menarik kembali Ukraina, dengan paksa jika perlu.
Ternyata perseteruan antara Ukraina dan Rusia sudah membara sejak 2013.
Saat itu Ukraina berupaya menggulingkan presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, dan militer Rusia memasuki wilayah Ukraina.
Imbas dari kondisi tersebut, Rusia mencaplok semenanjung Crimea yang otonom pada 2014 dan mengobarkan pemberontakan separatis di Ukraina timur.
Rusia berdalih, aneksasi Crimea adalah untuk membela kepentingan warga berbahasa Rusia di sana.
Akan tetapi, pencaplokan itu tidak diakui oleh sebagian besar negara.
Tak lama kemudian, separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Kiev, sehingga memicu pertempuran yang sengit selama berbulan-bulan.