Sosok.ID - Apa yang dialami oleh pengantin wanita ini benar-benar tak tergambarkan oleh kata-kata.
Bayangkan saja, gegara mas kawin, pengantin wanita ini dirudapaksa oleh ayah mertua.
Parahnya lagi, meski sudah minta tolong, pengantin wanita ini tak dibantu oleh sang kakak ipar.
Kakak ipar malah merekam aksi bejat sang ayah mertua pada pengantin wanita dengan kamera HP.
Urusan mas kawin memang topik sensitif dalam sebuah pernikahan.
Mas kawin sendiri adalah aspek penting yang bisa menentukan maju atau mundurnya sebuah pernikahan.
Kendati sudah menikah sekalipun, mas kawin kerap kali menjadi masalah.
Seperti yang dialami pengantin wanita malang yang satu ini.
Melansir Kompas.com edisi 18 September 2018, seorang pengantin wanita di India jadi korban rudapaksa ayah mertuanya sendiri.
Insiden ini terjadi lantaran mas kawin dari pihak pengantin wanita kurang.
Nyaris tiap hari, sang ayah mertua menagih kekurangan mas kawin, namun sang pengantin wanita tak sanggup melunasi.
Ayah mertua dan kakak ipar pun sekongkol untuk memeras sang pengantin wanita untuk melunasi kekurangan.
Sang pengantin wanita mengaku dibius oleh ayah mertuanya kemudian dirudapaksa dalam kondisi tak sadarkan diri.
Selama ayah mertua menodai tubuhnya, sang kakak ipar hanya diam menonton dan merekam aksi bejat tersebut dengan kamera HP.
Video tersebut kemudian digunakan sang ayah mertua untuk memerasnya.
Jika sang pengantin wanita tak juga melunasi mas kawinnya, video ini akan diviralkan ke media sosial.
Kepalang emosi, pengantin wanita ini melaporkan kejadian nahas yang dialaminya ke pihak kepolisian Ambala, Haryana, India.
Usai mendapatkan laporan tersebut, polisi berhasil mengamankan bukti video aksi bejat sang ayah mertua.
Namun pihak kepolisian belum melakukan penangkapan.
"Kami sudah menggelar penyelidikan terhadap kasus ini tetapi sejauh ini belum melakukan penangkapan," kata Sunita, perwira polisi Ambala.
Tak hanya dirudapaksa, sang pengantin wanita juga mengaku bila sang suami setelah menikah selalu melakukan tindak kekerasan padanya.
Korban juga sudah menceritakan masalah ini kepada orangtuanya, namun sayang, kedua keluarga tidak mencapai kesepakatan.
(*)