Dia mengingatkan bahwa hasil eksperimen tak boleh ditafsirkan mentah-mentah, alias kita perlu berhati-hati menafsirkannya.
Alasannya, keparahan gejala Omicron bukan cuma ditentukan oleh seberapa cepat virus bereplikasi, tetapi juga oleh respons imun seseorang.
Selain itu, ada faktor lain seperti sistem imunitas menjadi overdrive dan menyebabkan apa yang disebut sebagai badai sitokin.
“Perlu dicatat bahwa dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular juga dapat menyebabkan gejala yang lebih parah atau bahkan kematian meskipun virus itu sendiri mungkin kurang berbahaya,” kata Chan, dikutip dari Kompas.com.
Chan lebih lanjut menyebutkan bahwa penelitian mereka menemukan fakta bahwa varian Omicron bisa lolos dari antibodi vaksin.
Orang yang sudah terpapar Covid-19, sangat mungkin terpapar Omicron.
Baca Juga: Jokowi Imbau Masyarakat Waspadai Varian Mu, Disebut Kebal Vaksin, Begini Faktanya!
“Ancaman dari varian Omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” tutur Chan.
Seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Louisiana State University Health Shreveport, Jeremy Kamil, mengatakan bahwa varian Delta juga menunjukkan pola replikasi yang sama, yakni lebih lambat di paru-paru.
“Para penulis ini menemukan bahwa Omicron bereplikasi dengan sangat baik, bahkan jauh lebih baik daripada Delta atau virus asli di jaringan bronkus,” kata Kamil.
Itulah mengapa, sambung Kamil, perkembangan yang cepat di jaringan bronkus menjadi penyebab varian Omicron sangat menular.