Arteria menyebutkan, orang-orang tersebut merupakan petugas intelijen.
"Terakhir pas di mobil ada videonya dia bilang 'hajar lu', menyuruh si protokol yang saya bilang orang-orang sipil itu, ada tiga atau empat orang sipil yang mengawal dia," ujar Arteria.
Ia pun heran dengan kelakuan perempuan tersebut yang mampu memerintah protokoler TNI saat di bandara Soetta.
"Kalau anak bintang tiga kok bisa nyuruh-nyuruh protokoler TNI? Saya saja, orangtua saya, enggak bisa. Kok bisa menggunakan protokoler TNI di bandara, menyuruh-nyuruh semua orang, 'mana kapolres, mana siapa, lu enggak tahu siapa gue' dan sebagainya," kata Arteria.
Selain itu, Arteria juga menyoroti kendaraan dinas TNI yang digunakan oleh wanita tersebut setelah cekcok dengan dirinya.
Bahkan Arteria mengaku harus ada penelusuran siapa sosok wanita yang mengaku anak jenderal tersebut demi kejelasan pada publik.
"Kalau memang dia anggota TNI apa benar itu mobil dia. Kalau dia bukan di TNI, itu kan bukan mobil dia. Kalau mau ditarik lagi masih banyak nih, saya masih punya amunisi-amunisi yang bisa saya persembahkan nantinya saat diperlukan," ujar dia.
Arteria pun menyoroti mengenai etika dan adab yang dilakukan oleh wanita tersebut saat berhadapan dengan orang tuanya.
"Segala sesuatu ini kita punya adab dan etika, di TNI juga ada adab dan etika, kami mohon nanti dilakukan penindakanlah, upaya korektif," kata Arteria.
"Saya percaya sama Pak Panglima dan Pak Dudung, kita masih punya banyak perwira-perwira yang hebat-hebat, yang memang jiwanya Merah Putih, enggak seperti itu," ujar dia.