Akan tetapi nyatanya China sudah sadar bahwa urusan ladang minyak dan gas Timor Leste begitu rumit.
Di luar besarnya keinginan beberapa orang di Dili agar minyak dan gas diproses di darat, para pejabat mengungkapkan betapa berisikonya usaha itu.
Sebagai contoh, proyek Tasi Mane yang diusulkan senilai 18 miliar Dollar AS (Rp255 triliun).
Proyek itu tidak hanya akan menjadi dorongan signifikan bagi ekonomi lokal dan menciptakan banyak pekerjaan.
Akan tetapi juga merupakan simbolis bahwa Timor Leste mengambil kembali otonomi atas kekayaan alamnya sendiri.
Namun di sisi lain, mitra asing dan kelompok politisi berpendapat bahwa situs darat tidak masuk akal secara finansial atau logistik.
Bukan hanya sangat mahal untuk negara yang sudah kekurangan uang yang PDBnya hanya mencapai 1,6 miliar Dollar AS tahun lalu, secara logistik juga penuh dengan risiko.
Baca Juga: Militer AS dan China Berlomba Berjalan Menuju Perang Taiwan
Dari segi SDM punproyek darat tidak akan menciptakan banyak pekerjaan bagi orang Timor Leste.
Sebab faktanyahanya sedikit warga yang memiliki keterampilan atau pengalaman yang dibutuhkan untuk membangun atau mengoperasikan pipa gas utama dan pabrik pengolahan.
Banyak mitra asing yang menganggap proyek itu adalah kesombongan warga Timor Leste.