"Delapan tahun setelah kelahirannya, terbit pula surat kabar Soeara Perempoean, empat tahun setelah itu lahir pula surat kabar Asjraq," kata Gusti.
Tak hanya punya pengaruh diSoenting Melajoe, Roehana Koeddoes juga terlibat dalam penerbitan beberapa surat kabar yang lain.
Beberapa media tersebut yaknisurat kabar Perempoean Bergerak di Medan bersama Siti Satiaman dan Parada Harahap serta surat kabar Radio di Padang.
Beberapa tulisannya juga diterbitkan dalam beberapa surat kabar yang lain, baik di Sumatera atau di Pulau Jawa, di antaranya dalam surat kabar Poeteri Hindia.
"Dari pengungkapan tersebut, sekali lagi, tidaklah berlebihan rasanya mengatakan bahwa Ruhana Kuddus adalah serorang tokoh perintis penertiban surat kabar perempuan dan wartawati perempuan pertama yang memiliki andil besar bagi perkembangan dunia pers Indonesia," kata Gusti.
Pada 1908, Roehana menikah dengan seorang aktivis pergerakan yang juga notaris dan penulis, Abdoel Koeddoes.
Pernikahan tidak membuatnya berhenti bergerak. Sebaliknya, dia semakin aktif berjuang bersama suaminya.
Selain berkiprah di jurnalistik, Roehana juga dikenal aktif dalam bidang pendidikan, khususnya pemberdayaan perempuan.
Bersama sang suami, Roehana semakin bersemangat untuk mendidik, terutama para perempuan di Koto Gadang.
Ia mendirikan sekolah Kerajinan Amal Setia (KAS) pada 11 Februari 1911.