Ogah berhenti, Roehana juga mendirikan surat kabar pertama khusus perempuan Soenting Melajoe pada 1912.
Surat kabar ini secara langsung menginspirasi perkembangan beberapa surat kabar perempuan lainnya lantaran menjadi yang pertama di Indonesia.
Mengutip dariKompas.com, 9 Februari 2020, Roehana memiliki alasan mendirikan Soenting Melajoe tidak terlepas dari maraknya kabar kesewenang-wenangan terhadap kaum perempuan kala itu.
Roehana kemudian mencari cara untuk menyuarakan suara kaum perempuan. Ia mencoba berkorespondensi dengan sejumlah pemimpin surat kabar.
Salah satunya adalah Soetan Maharadja, pemimpin redaksi surat kabar Utusan Melayu.
Ia pun mengungkapkan keinginannya memperjuangkan nasib perempuan, sehingga membuat Soetan bersimpati.
Keduanya lalu bertemu dan sepakat mendirikan surat kabar khusus perempuan pertama di Sumatera Barat, yaitu Soenting Melajoe yang bermakna "Perempuan Melayu", pada 1912.
Roehana Koeddoes yang masih berkerabat dengan Sjahrir, tokoh pergerakan Indonesia, kemudian menjadi pemimpin redaksi.
Sejarawan Universitas Andalas Padang Gusti Asnan mengungkapkan, kehadiran surat kabar Soenting Melajoe cukup ampuh dalam menginspirasi surat kabar perempuan lainnya untuk tumbuh.