Follow Us

Militer AS dan China Berlomba Berjalan Menuju Perang Taiwan

Rifka Amalia - Minggu, 07 November 2021 | 21:15
Militer China
Xinhua

Militer China

Taiwan berada di pusat strategi militer rantai pulau Amerika untuk Asia-Pasifik, rencana penahanan maritim strategis yang disusun selama Perang Dingin dan masih relevan hingga saat ini untuk membatasi akses laut China dalam skenario konflik.

Baca Juga: Digeruduk Kapal Perang AS dan Kanada di Selat Taiwan, China Bodo Amat!

Pendudukan negara kepulauan itu juga akan sangat penting bagi dominasi China di Laut China Selatan di dekatnya, arteri perdagangan global dan rumah bagi sumber daya hidrokarbon dan perikanan yang tak terhitung jumlahnya.

Ketika China membangun kemampuan ofensifnya, pemerintahan Biden dengan demikian mendapat tekanan yang semakin besar untuk membuat jaminan keamanan ke Taiwan.

Dalam tindakan bipartisan yang jarang terjadi, sekelompok legislator AS yang dipimpin oleh Senator Robert Menendez (D-NJ) dan Senator James Inhofe (R-OK) baru-baru ini menyatakan dukungannya dalam sebuah surat kepada para pemimpin Taiwan.

“Selama beberapa dekade, Kongres telah menjadi salah satu sekutu terkuat Taiwan dalam menegakkan komitmen Amerika terhadap Undang-Undang Hubungan Taiwan dan Enam Jaminan. Anda dapat mengandalkan dukungan berkelanjutan kami untuk memastikan Taiwan tetap menjadi salah satu mitra terpenting kami di kawasan Indo-Pasifik,” tulis mereka.

Baca Juga: Joe Biden Makin Galak! Tegaskan Siap Bantai China Jika Perang Panas Meletus!

Semakin banyak kekuatan Barat juga secara lebih terbuka mendukung Taiwan, termasuk melalui penyebaran aset angkatan laut melalui Selat Taiwan dan latihan bersama di dekat pulau yang berpemerintahan sendiri itu.

Baru-baru ini, 17 kapal perang dari Inggris, Kanada, Selandia Baru, Jepang dan Belanda melakukan manuver angkatan laut bersama di lepas pantai pulau Okinawa Jepang, yang dekat dengan pantai timur laut Taiwan.

Bulan lalu, ketegangan yang meningkat di Taiwan juga menjadi inti percakapan telepon antara Presiden AS Biden dan pemimpin penting China Xi Jinping dan, beberapa minggu kemudian, selama pertemuan langsung antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Tetapi masih belum ada indikasi terobosan diplomatik mengenai masalah ini, karena masing-masing negara adidaya mencoba untuk menarik konstituen garis keras dan nasionalis di dalam negeri.

Baca Juga: Perang Dunia 3, China Tembakkan Rudal Hipersonik ke Seluruh Bumi, AS Ngacir Ketakutan hingga Taiwan di Ambang 'Kiamat'

Source : Asia Times

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest