Follow Us

Laut China Selatan Terus Kebakaran, Filipina Naik Pitam Kapal-kapalnya 'Diserang' China

Rifka Amalia - Kamis, 21 Oktober 2021 | 20:33
Ilustrasi kapal perang di Laut China Selatan
Dispen Kolinlamil

Ilustrasi kapal perang di Laut China Selatan

Sosok.ID - Klaim China atas Laut China Selatan telah menimbulkan keresahan dan kekhawatiran perang.

Masalahnya, bukan cuma satu negara yang saat ini sedang berselisih dengan China.

Selain Taiwan, China juga bersitegang dengan negara-negara di Asia Tenggara atas klaim di Laut China Selatan.

Salah satunya yakni dengan Filipina.

Baca Juga: Situasi Dekat Laut China Selatan Memanas, Diam-diam AS dan Kanada Telah Kirim Kapal Perang Untuk Hadapi Tiongkok? Perang Makin Dekat! Mengutip dari Reuters, Filipina telah mengeluarkan protes atas kapal-kapal China yang menantang kapal-kapalnya berpatroli di Laut China Selatan.

Kementerian Luar Negeri pada Rabu (20/10/2021) mengatakan, mereka mengusir kapal China dengan sirene, klakson, dan radio komunikasi.

Ketegangan antara Manila dan Beijing telah mendidih selama bertahun-tahun di perairan jalur strategi, Laut China Selatan, di mana negara kedua memiliki klaim teritorial.

Menurut Filipina, tindakan provokatif China mengancam keamanan di wilayah yang disengketakan.

Baca Juga: Tabrak Obyek Misterius di Kedalaman Laut China Selatan, Kapal Selam AS Alami Kerusakan, 11 Awak Terluka

"Tindakan provokatif ini mengancam keselamatan, keamanan, dan keamanan Laut China Selatan dan kewajiban China di bawah hukum internasional," kata kementerian luar negeri di Twitter.

Kementerian mengatakan pada hari Rabu bahwa lebih dari 200 tantangan seperti itu terjadi saat Filipina melakukan patroli rutin di sekitar wilayah dan zona maritimnya.

Diketahui, China juga mengklaim kepemilikan atas sebagian besar Laut Cina Selatan.

Tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam telah mengajukan klaim yang bersaing untuk beberapa atau semua pulau.

Baca Juga: Hampir Seluruhnya Digerus China, Kapal Selam Nuklir Milik AS Tabrakan di Laut China Selatan

Pada tahun 2016, sebuah situs internasional mengklaim ekspansif China di jalur udara strategi di mana perdagangan kapal senilai sekitar $3 triliun lewat setiap tahunnya.

Tetapi Presiden Rodrigo Duterte mengambil keputusan yang menguntungkan dan mengejar pemulihan hubungan dengan Beijing dengan janji miliaran dolar kredit, bantuan dan investasi, yang sebagian besar belum terwujud.

Sejak Duterte pada Juni 2016 menjabat, Filipina telah mengajukan lebih dari 80 protes terhadap China. (*)

Source : Reuters

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest