Dalam gugatan cerainya, sang wanita menagku tak tahan dengan gaya hidup suaminya.
Diketahui, usia pengantin pria 13 tahun lebih muda dari mempelai wanita.
Dengan pemikirannya yang masih kekanak-kanakkan, sang pengantin pria merasa tak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi istri.
Sebaliknya, pengantin pria mengaku bersedia jadi suami lantaran ingin hidup gratisan.
Segala kebutuhan rumah tangga selalu dibayar dengan uang sang istri.
Entah itu membeli kebutuhan pokok harian ataupun membayar tagihan listrik.
Merasa tersinggung dirinya diporoti, sang wanita ajukan gugatan cerai ke pengadilan.
Si wanita mengaku bila sang suami selalu mendesaknya untuk membayar kebutuhan hidup.
Sementara sang suami hidup bak lintah di rumah menikmati kekayaannya.
"Dia tidak mengeluarkan sepeser pun uang bagi saya," ujarnya.