Komjen Agus menambahkan, yang menjadi masalah adalah konten pemecah belah bangsa yang sarat akan fitnah.
Sementara itu Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko ingin agar publik menyampaikan kritikan dengan cara yang benar.
"Bukan hanya selalu bicara antikritik. Cobalah lihat cara-cara mengkritiknya itu, berikutnya kadang-kadang kita mudah sekali untuk menjustifikasi, menyamakan antara kritik dengan fitnah," kata Moeldoko dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (19/8/2021).
Moeldoko meminta masyarakat agar menghormati sosok presiden ibaratnya orangtua sehingga jangan sembarangan dalam memberikan kritik.
"Janganlah seperti itu, karena apapun Presiden adalah orang tua kita yang sangat perlu untuk kita hormati. Jangan sembarangan dalam menyampaikan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar," pungkasnya.
Hinaan dan makian terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhir-akhir ini menjadi sorotan seusai viral mural mirip Jokowi dipermasalahkan oleh pemerintah.
Meskipun kasus mural tersebut pada akhirnya disetop, kritikan masih terus berdatangan menyasar pemerintah dan Jokowi.
Menanggapi pihak yang tak suka dengan Jokowi, putra sulung sang presiden, Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai.
Dikutip dari TribunSolo.com, Gibran yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo itu menilai tidak ada yang spesial tentang cercaan ke Jokowi.
Menurutnya hal tersebut bukanlah hal baru.