Saat sang istri hamil, ia menderita beberapa komplikasi yang menyebabkan kehamilan tak berjalan lancar.
Kehamilan tersebut bahkan harus digugurkan demi menyelamatkan nyawa sang istri.
Emosi, Wang lantas melayangkan protes ke apotek yang menjual kondom tersebut.
Ia menyebut tempat tersebut telah menjual alat kontrasepsi palsu.
Tetapi pihak apotek mengatakan produk yang dijualnya asli, sehingga mereka berniat melakukan tindakan hukum kepada pihak penyuplai kondom untuk meminta kompensasi.
Perusahaan yang menyuplai kondom tersebut akhirnya setuju untuk membayar kondom dan kontrasepsi yang sebelumnya Wang beli, akan tetapi mereka tetap mengatakan jika kondom yang dijualnya tak memiliki masalah.
Meski begitu, Wang mengaku masih keberatan mengingat sang istri mengalami trauma secara emosional akibat kehamilannya yang bermasalah dan terpaksa digugurkan. (*)