Lebih lanjut, Hasan mengakui dirinya pernah melakukan aksi pembunuhan puluhan tahun silam.
"Iya, Pak, tapi sama juga (pembunuhan). Tahun 74, sama saja kasusnya seperti ini," terang Hasan.
Sambil tertawa, Hasan mengakui bahwa dirinya adalah sosok yang pemarah.
"Oh ya cuma begitu," tukas Hasan sambil tertawa.
Melihat Hasan, seorang psikolog dari Universitas Jember, Erdi Istiaji pun mengungkap adanya faktor traumatis dari pelaku.
"Dari tinjauan saya secara psikologis sepertinya yang bersangkutan ini mengalami gangguan emosional," jelas Erdi.
Menurutnya, Hasan bisa saja mengambil pelajaran dari pengalaman pertamanya.
"Kalau menurut beritanya kan ini kali ke-2. Secara normal, seharusnya dari pengalaman yang dulu dia bisa mengambil sisi baiknya dan cenderung berhati-hati, tapi aneh kok bisa muncul lagi," imbuh Erdi.
Menurut analisisnya, Hasan tak dapat berpikir secara logis karena gangguan tersebut sehingga ia jadi hilang kendali.
"Kalau dari indikator saya kemungkinan yang bersangkutan mengalami gangguan emosional tanpa zat adiktif, dia tidak bisa berpikir secara logis," tandas Erdi.