"Jualan online sudah jalan, tapi belum maksimal," tandas dia.
Untuk diketahui, kisah penemuan batu sebesar kepalan tangan anak-anak berwarna coklat kemerahan itu cukup dramatis dan bernuansa mistis.
Mengutip berita Kompas pada 2009, Ponari disebut menemukan batu itu secara tidak sengaja, yakni saat hujan deras mengguyur desanya.
Sebagaimana bocah-bocah seusianya, Ponari bermain-main di bawah guyuran hujan lebat yang sesekali diiringi suara geledek.
Bersamaan suara petir yang menggelegar, Ponari mengatakan kepalanya seperti dilempar benda keras.
Sejurus kemudian, ia merasakan hawa panas menjalar ke seluruh tubuhnya dan merasakan ada batu berada di bawah kakinya.
Batu tersebut mengeluarkan sinar warna merah. Karena penasaran, batu itu dibawa pulang dan diletakkan di meja oleh Ponari.
Di masa lalu berkat batu tersebut, Ponari mendadak menjadi dukun cilik yang didatangi banyak warga dengan berbagai keluhan penyakit.
(*)