Sosok.ID - Tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi sebuah pelajaran berharga bagi TNI AL.
Jika dilihat dari sudut pandang lain maka saat pencarian KRI Nanggala-402 TNI AL kesulitan melacak dimana kapal selam tersebut.
Di sini bisa diasumsikan aspek peperangan Anti Kapal Selam (AKS) masih sangat terbatas.
Contoh saja kisah dibawah ini.
Mengutip lib.ui.ac.id, seperti diceritakan oleh Laksda TNI (Purn) Ir. Budiman Djoko Said, MM, suatu hari pada tahun 1981, sebuah Gugus Tugas (GT) Eskader dibawah pimpinan Laksma TNI Iman Taufiq dengan salah satu unsurnya yakni KRI Samadikun mendeteksi kehadiran kapal selam asing di perairan Bawean.
"Dini hari di dekat perairan Bawean dilaporkan KRI Samadikun kontak (tidak jelas kontak KRI Samadikun dengan kapal selam, entah Probable, Possible atau positive Submarine) kapal selam, jelas bukan kapal selam RI," ujar Laksda Budiman.
Awak kapal KRI Samadikun yakin satu yang pasti, kapal selam yang mereka dapati bukan milik Indonesia.
Mendapati hal itu Laksma Iman Taufiq memanggil Laksda Budiman untuk menanyakan saran terbaik guna menyikapi hal ini.
"Tembak saja komandan!," jawab Laksda Budiman.
Keputusan untuk mengeksekusi kapal selam tersebut terang Budiman berdasarkan waktu pengambilan keputusan sudah lebih dari 1 jam dan kontak dengan kapal selam asing tersebut melalui komunikasi bawah air (WUT) hanya terjadi 2 kali dengan isyarat morse atau istilahnya "Randu Jawab Nihil."
Dan Eskader Laksma TNI Iman Taufiq lantas mengambil keputusan untuk menembak kapal selam asing tersebut.
Segera semua unsur Gugus Tugas Eskader pimpinan Laksma TNI Iman Taufiq siaga tempur anti peperangan kapal selam.
Setelahnya bom-bom laut diceburkan dengan kecermatan tinggi agar mengenai sasaran.
Dua jam lamanya KRI Samadikun dan unsur anti kapal selam TNI AL lainnya melacak dan membombardir kapal selam asing tersebut.
Setelah dirasa sudah cukup, pemboman dihentikan.
Selang waktu beberapa bulan kemudian, baru hasil pengeboman laut itu kelihatan.
"Beberapa bulan kemudian saya dipanggil oleh Laksma Iman Taufiq dan menyampaikan pesan singkat hasil beliau menghadap petinggi intelijen nasional waktu itu yang menyatakan bahwa ada kapal selam aktor negara yang masuk dok untuk perbaikan," kata Laksda (Purn) Ir. Budiman Djoko Said, MM.
Jika saja peperangan AKS TNI AL saat itu lebih mumpuni mungkin saja kapal selam asing tersebut bisa ditenggelamkan.(Seto Aji/Sosok.ID)