Follow Us

Kerja Sama Pendidikan Vokasi Indonesia-Belanda, Kemendikbudristek Perkenalkan Tailor Made Training Plus

Seto Ajinugroho - Kamis, 17 Juni 2021 | 21:00
Orange Knowledge Program (OKP): Tailor Made Training Plus (TMT+), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
ehef.id

Orange Knowledge Program (OKP): Tailor Made Training Plus (TMT+), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

“Melalui program TMT+, diharapkan tercipta kolaborasi jangka panjang antara SMK dengan dunia kerja yang mampu membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi generasi muda ataupun meningkatkan peluang kewirausahaan di bidang pertanian,” ungkapnya.

Menurut Verhagen, program TMT+ memiliki dua fokus utama. Pertama, penguatan kompetensi SDM melalui serangkaian pelatihan. Kedua, pengembangan kemitraan dengan dunia kerja yang melibatkan manajemen SMK. Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Ditjen Pendidikan Vokasi, Ahmad Saufi mengatakan bahwa bahwa program TMT+ ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda melalui nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan pendidikan vokasi di bidang pertanian pada tahun 2016.

Baca Juga: Sosok Kepala Keluarga yang Punya 39 Istri dan 94 Anak Meninggal, Keluarga Dilanda Kebingungan Karena Ini

“TMT+ ini merupakan bagian dari Orange Knowledge Program di mana pemerintah Belanda memberikan dukungan dalam implementasi kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. Program TMT+ tersebut juga secara khusus didedikasikan untuk mendukung program SMK Pusat Keunggulan. Untuk itu, kami telah mengidentifikasi 10 SMK Pusat Keunggulan bidang pertanian dengan kompetensi Agribisnis,” tutur Ahmad.

Ahmad Saufi menambahkan, di dalam program TMT+ ini, penguatan kelembagaan melalui kemitraan dengan dunia kerja dikembangkan di 10 SMK PK terpilih. Selain itu, ada juga peningkatan kapasitas para pendidik maupun tenaga pendidikan melalui lokakarya (workshop) dan pemagangan.

“Melalui program TMT+ ini, kita semua berharap SMK sasaran dapat menciptakan SDM yang memiliki ke-cakapan hidup dalam berkarier, kecakapan dalam belajar dan berinovasi, serta kecakapan memanfaatkan informasi media dan teknologi, atau yang kita kenal dengan istilah keterampilan abad ke-21,” jelas Ahmad.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, menyampaikan bahwa Program OKP TMT+ merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Belanda dalam mendukung program pendidikan Pemerintah Indonesia. “Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen yang berkelanjutan dari Pemerintah Kerajaan Belanda atas pembangunan pendidikan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Kami pastikan bahwa dukungan dari Pemerintah Kerajaan Belanda akan selalu in-line dengan kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam revitalisasi sekolah menengah kejuruan,” ujar pria yang juga fasih berbahasa Indonesia ini.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Alumni IPB, Dodik Ridho Nurrochmat, menuturkan bahwa pengalaman IPB dalam menjalin kemitraan strategis dengan industri pertanian dan bidang terkait dalam proses pendidikan, dapat menjadi lesson learned bagi para kepala SMK Pertanian untuk memastikan adanya hubungan saling menguntungkan antara dunia pendidikan dan industri.

“Program TMT+ difokuskan pada peningkatan kapasitas kepala sekolah dalam membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri serta peningkatan kapasitas guru di bidang-bidang dasar. Oleh karena itu, pengalaman IPB dalam membangun kemitraaan di bidang pertanian dengan industri pertanian diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi SMK, khususnya SMK Pertanian di Indonesia,” pungkas Dodik.(Seto Aji/Sosok.ID)

Source : Sosok.id

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest