Masa kecil Bung Karno
Harian Kompas, 1 Juni 2001, memberitakan, pengalaman traumatis terjadi di masa lima tahun pertamanya.
Ia pernah menderita penyakit berturut-turut, seperti tifus, disentri, dan malaria yang berujung pada penggantian namanya dari Kusno menjadi Karno.
Penggantian nama Kusno menjadi Karno pun memberi satu mitos lagi dalam diri Soekarno kecil tentang dirinya sebagai calon pejuang dan pahlawan bangsanya.
Karno (Karna) merupakan nama seorang tokoh pewayangan putra Kunti yang berpihak pada Kurawa demi balas budi dan kewajiban membela negara yang menghidupinya.
Masa kecil Soekarno juga banyak dilaluinya dalam kemelaratan, sehingga tak dapat menikmati benda-benda yang diidamkannya.
Selain itu, di lingkungan sekolah ia harus berhadapan dengan anak-anak Belanda yang sudah terbiasa memandang lemah pribumi.
Bahkan, pengalaman itu tampak membekas kuat dalam ingatan Bung Karno.
Menurut Cindy Adams, Bung Karno menafsirkan kegemarannya bersenang-senang sebagai kompensasi dari masa lalunya yang dirampas kemiskinan.
Keyakinan sang ibu Meski dengan keterbatasan itu, ibunya, Ida Nyoman Rai, meyakini bahwa anaknya akan menjadi orang mulia dan pemimpin rakyat.