Tembakan itu sekaligus tercatat sebagai tembakan dari jarak terjauh oleh satuan elite itu yang berhasil menewaskan sasaran.
Bahkan, senapan mesin yang digunakan penembak jitu itu langsung dikirim kembali ke markas SAS di Hereford, Inggris, untuk dinonaktifkan dan disimpan sebagai tanda mata.
Diberitakan Daily Star, misi yang dilakukan tim itu merupakan misi rahasia ke daerah yang dikuasai ISIS di Afghanistan utara pada bulan Juni 2018.
Menurut sumber, saat itu tim SAS yang sedang berada di atas kendaraan bersenjata tengah memantau markas ISIS dari kejauhan.
Saat itu muncul target yang diketahui kemudian merupakan buronan berprofil tinggi dalam daftar AS dan Inggris.
Setelah mendapat izin dari pejabat senior di Markas Komando Operasi Khusus Gabungan di Kabul, tim mulai mempersiapkan eksekusi.
Meskipun tim telah dilengkapi senapan sniper, mereka meyakini pada jarak saat itu hanya senapan mesin kaliber 50 yang terpasang di kendaraan yang mampu mencapai target.
Senapan mesin kaliber 50 jenis Cal Browning dikenal memiliki jarak dan ketepatan tembak yang luar biasa meski telah berusia puluhan tahun.
Senapan mesin itu telah digunakan sejak Perang Korea pada 1950-an.
Namun, diyakini baru pertama kali ini senapan itu digunakan untuk penembak jitu oleh satuan elite Inggris.