Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Serangan Frontal Mematikan Kopassus Selamatkan Koramil Warmare dari Pengepungan Pemberontak Papua

Seto Ajinugroho - Minggu, 16 Mei 2021 | 19:13
Serangan Frontal Mematikan Kopassus Selamatkan Koramil Warmare dari Pengepungan Pemberontak Papua
instagram.com/penkopassus

Serangan Frontal Mematikan Kopassus Selamatkan Koramil Warmare dari Pengepungan Pemberontak Papua

Sosok.ID - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini ditetapkan sebagai kelompok teroris.

Mereka kerap membuat keonaran dipenjuru Papua.

Namun pemberontakan terbesar yang pernah terjadi bukanlah berasal dari OPM.

Pemberontakan terbesar di Papua terjadi pada tahun 1966 dimana kepala suku Arfak, Lodewijk Mandatjan mengajak 14 ribu anggota sukunya memberontak.

Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.

Baca Juga: Maia Estianty Menentang Keras Irwan Mussry, Tak Rela Usai Dengar Ucapan Sang Suami Soal Masa Depan El Rumi

Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.

Usaha-usaha Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.

Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.

Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.

Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.

Baca Juga: Dipukul Mundur TNI-Polri, 2 Anggota KKB Papua Tewas dalam Kontak Senjata Dini Hari, 1 Kabur dalam Kondisi Terluka

Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.

Keenam anggota TNI itu mulai menghadapi masalah menipisnya amunisi, kekurangan logistik, dan kurang tidur.

Bahkan satu orang anggota TNI gugur hingga jasadnya terpaksa dikuburkan dalam markas lantaran kepungan rapat musuh.

Dikutip dari Buku Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, tim RPKAD (Kopassus) Irian Barat pimpinan Sintong Panjaitan yang ditugaskan di sana langsung disuruh menghadap Danrem 171/Manokwari Kolonel K.Sutrisno.

Sintong yang baru saja menginjakkan kaki di bumi Cenderawasih langsung diperintahkan untuk membebaskan Koramil di Warmare.

Baca Juga: Israel Bak Salah Pilih Lawan, Kekuatan Sniper Hamas Tak Main-main, Mampu Lumpuhkan Musuh dari Jarak 2 Km dengan Peluru yang Bisa Menembus Tembok

Tanpa menunggu lagi, tim RPKAD yang berkekuatan 50 personil langsung berangkat menuju lokasi menggunakan dua buah truk.

Petang hari tim RPKAD tiba di lokasi dan mereka langsung kokang senjata merangsek menyerbu musuh.

Serbuan frontal mendadak tim RPKAD ini amat mengagetkan separatis.

Mereka tak sempat bereaksi melawan dan hanya bisa lari kelimpungan berusaha menyelamatkan diri.

Baca Juga: Roket Ditembakkan dari Gaza di Hari Ketujuh Perang Hamas vs Israel, Ratusan Warga Palestina Tewas, Mediasi AS Cuma Libatkan Tentara Yahudi

Tak ayal mereka menjadi 'sitting duck' alias sasaran empuk tim RPKAD yang menyambar nyawa musuhnya dengan peluru panas.

Banyak anggota separatis yang tewas akibat 'ulah' pasukan Komando Indonesia itu.

Sementara di pihak RPKAD tak ada satu anggota pun terbunuh.

Akibat kehadiran RPKAD di sana, pemberontakan Mandatjan berangsur menurun hingga ia akhirnya kembali ke pangkuan NKRI.(Seto Aji/Sosok.ID)

Source : Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x