Perdana Menteri David Ben Gurion yang menjabat kala itu mengirimkan telegram kepada Presiden Soekarno berisi ucapan selamat.
Selain itu, pada 1950, Menteri Luar Negeri Moshe Sharett mengirim telegram ke Hatta.
Tujuannya? Masih sama, yakni memberi pengakuan penuh kepada Indonesia.
Tapi, lagi-lagi Indonesia teguh pada pendiriannya.
Dalam “Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting” yang dimuat Jewish Political Studies Review, Maret 2005, Hatta menanggapi perbuatan Israel dengan ucapan terima kasih.
Ia sama sekali tak memberikan pengakuan diplomatik.
Baca Juga: Atas Permintaan Palestina, Sejumlah Negara Setujui Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat
Hatta lagi-lagi menolak secara halus saat Israel berencana untuk mengirim misi muhibah pada Indonesia.
Bahkan, saat konferensi negara-negara Asia dan Afrika, Indonesia dan Pakistan kompak menolak partispasi Israel.
Bukannya tanpa alasan, sikap tersebut mencerminkan pidato Soekarno pada 1962 silam yang berbunyi:
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."