Sosok.ID - Filipina agaknya masih bergeming dengan dominasi China di Laut China Selatan.
Sampai detik ini, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte belum banyak bertindak terkait keberadaan China di wilayahnya.
Meski demikian, Duterte menegaskan tak kan menarik militernya dari patroli di Laut China Selatan.
Beberapa pekan terakhir, kedaulatan Filipina terus terancam dengan keberadaan kapal-kapal China.
Ratusan kapal Xi Jinping kini diketahui berada di garis kedaulatan Filipina.
Dikutip Sosok.ID dari Express UK, Minggu (2/5/2021) sebanyak 200 ratus kapal-kapal China bekerumun di Whitsun Reef.
Melansir Kontan.co.id, tidak hanya mengancam kedaulatan, kapal-kapal tersebut kabarnya juga ikut mengeruk sumber daya alam Filipina.
Merasa terancam, Filipina sempat mendesak Rodrigo Duterte untuk segera bertindak.
Namun sikap sang presiden yang terkesan tak mau ambil ribut membuat rakyat marah dan menyebutnya lembek.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Minggu (2/5/2021) kenyataanya, militer Filipina selama seminggu terakhir gencar melakukan patroli di Laut China selatan.
Tidak hanya itu, angkatan laut dan pasukan penjaga pantai Manila juga gelar latihan di kawasan Scarborough, titik sengketa antara China dan Filipina.
Beijing pun diketahui sempat memperingatkan Filipina untuk tidak menyulut ketegangan.
Namun Duterte menolak untuk didikte China dan mulai menunjukkan taringnya.
Meski China telah banyak membantu rakyatnya dalam berbagai hal, Duterte menegaskan jika kedaulatan Filipin adalah hal yang tak bisa ditawar-tawar.
Mantan walikota Davao ini pun menolak tarik militernya dari Laut China Selatan seperti mau Tiongkok.
"Saya berkata kepada China, kami tidak ingin ada masalah. Kami tidak ingin ada perang."
"Namun jika kalian meminta kami menyingkir, tidak," tegas Duterte.
Mengutip pemberitaan AFP via Kompas.com, jika perlu Duterte akan mengirim kapal militer lebih banyak lagi ke Laut China Selatan.
Hal ini akan ia lakukan guna melindungi sumber daya alam Manila yang disebut-sebut mulai dikeruk oleh Tiongkok.
"Saya tidak begitu tertarik pada memancing sekarang. Saya kira tidak ada cukup ikan untuk diperdebatkan," sindir Duterte pada Senin (19/4/2021) yang dikutip dari AFP.
"Tapi ketika kita mulai menambang, ketika kita mulai mendapatkan apa pun yang ada di perut laut China, minyak kita, maka saat itu... saya akan mengirim kapal abu-abu saya ke sana untuk menyatakan klaim." tegasnya.
(*)