Dalam pertemuan tersebut, AS dan Jepang merilis pernyataan yang merujuk pada nasib Taiwan saat ini.
"Kami menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan dan mendorong resolusi damai atas masalah lintas-Selat," demikian pernyataan tersebut rilis.
Ini adalah kali pertama Jepang dan AS menyebut Taiwan dalam kurun 50 waktu terakhir.
Penyebutan Taiwan ini seolah menegaskan bahwa AS dan Jepang tak kan berdiam diri jika China bersikeras dengan operasi reunifikasi.
Tanggapi pernyataan tersebut, melansir Global Times, Wakil Menlu China, Lee Yucheng mengatakan China tak kan melembek.
Menlu Lee Yucheng mengatakan Beijing tak kan membiarkan Taiwan merdeka.
Dan operasi reunifikasi atas Taiwan tak bisa dihentikan oleh siapapun.
"Reunifikasi nasional Pulau Taiwan dan China adalah proses sejarah. Itu tidak akan dihentikan oleh siapa pun atau kekuatan apa pun," kata Lee Yucheng.
"Kami tidak akan pernah membiarkan Taiwan merdeka," tegasnya.