Follow Us

Yuan Class, Kapal Selam Murah Meriah Berteknologi AIP yang Lebih Canggih dari KRI Nanggala-402

Rina Wahyuhidayati - Kamis, 29 April 2021 | 19:27
Yuan-class tipe 039A buatan China
The Diplomat

Yuan-class tipe 039A buatan China

Melansir dari Sciencedirect.com, teknologi ini memungkinkan kapal selam mampu merubah karbondioksida di dalam deck kapal menjadi oksigen.

Baca Juga: Bak Berkaca dari Insiden KRI Nanggala 402, Indonesia Ditawari Bantuan Alat Canggih hingga Kerja Sama Militer dari Rusia, Sempat Singgung Pengadaan Alutsista

Teknologi AIP juga memungkinkan kapal selam bertempur dan bersmebunyi lebih lama di dalam air.

Dalam laporan dari hasil penelitian tersebut, banyak kapal selam yang beroperasi sekarang ini memang hanya membawa sedikit persediaan oksigen bagi awak kapalnya.

Hal itu dikarenakan tempat penyimpanan yang tidak memadahi untuk membawa tabung menyimpan oksigen dengan skala besar.

Kapal tipe 039A dilaporkan dilengkapi dengan teknologi AIP asli.

Baca Juga: Penyesalan Vladimir Putin Tak Bisa Bantu Pencarian KRI Nanggala-402, Rusia Tawarkan Bantuan Lain, Dari Pengadaan Kapal Selam Baru Hingga Pertukaran Tentara: Untuk Strategi Pertahanan

Dilengkapi dengan enam tabung torpedo 533 milimeter, kapal selam tersebut dilaporkan dapat meluncurkan rudal jelajah anti-kapal YJ-2 (YJ-82), diluncurkan dalam kapsul apung, dan kombinasi homing pasif Yu-4 (SAET-50) dan Yu-3 (SET-65E) torpedo penggerak aktif / pasif.

Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai sistem kontrol apa yang dipasang pada Yuan-class.

Ada juga spekulasi bahwa beberapa kapal kelas akan dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal untuk rudal jelajah anti-kapal yang lebih baru seperti YJ-18, rudal anti-kapal supersonik paling modern China yang dirancang khusus untuk mengalahkan Sistem Tempur Aegis.

YJ-18 diduga telah ditempatkan di kapal perang Angkatan Laut China.

China diperkirakan akan memasok Angkatan Laut Pakistan dengan 8 SSK Yuan-class yang dimodifikasi pada tahun 2028 dengan harga sekitar $4 hingga $5 miliar(sekitar Rp 57 triliun).

Source : the diplomat

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest