Sang mandor ternyata tidak mengikuti instruksi dari arsitek.
"Jawabannya dari mandor '250 juga udah kuat'. Bingung gue, kan disuruhnya 300, kenapa beli yang 250 ?. Sudah ada gambar segede bagong, kita juga mahal bikin gituan, eh kagak diikutin," pungkas Baim Wong.
Sang sopir, Pak Slamet yang ikut melihat rumah Baim Wong pun berkomentar sinis.
"Mana ini enggak jadi-jadi? Digeletakin aja ini enggak diberdiriin," komentar Pak Slamet.
Baim Wong kemudian curhat bahwa ia sudah merogoh uang Rp 25 juta tiap minggunya selama enam bulan untuk membayar tukang bangunan.
Adapun mengenai beton yang salah dibeli mandor, Baim Wong menyebut hal itu masih bisa diakali.
Namun untuk para pekerja, Baim Wong tampaknya berniat untuk mengganti seluruh tukangnya.
Sebab selama enam bulan, Baim Wong sudah merogoh kurang lebih Rp 600 juta hanya untuk membayar pekerja bangunan.
"Ada 39 orang yang kerja. Sehari Rp 150 ribu. Hitungin aja," ujar Baim Wong.
Kembali bercerita, Baim Wong mengaku bahwa pembangunan rumahnya disetop sementara karena pondasinya dibangun dalam posisi tidak benar.