Kapal selam seperti KRI Nanggala-402 ini memiliki tenaga listrik yang dihasilkan dari batrei yang ada di dalamnya.
Batrei tersebut memiliki arus DC, namun peralatan yang ada di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 tersebut memiliki arus AC.
Oleh karena itu dibutuhkan konverter untuk merubah arus DC menjadi AC hingga mampu menggerakkan mesin di dalam kapal.
"Ada satu konverter yang bebannya lebih. Sehingga ia jatuh dan itu saklarnya itu yang jatuh hingga tenaga untuk menyalakan penerangan itu black out, papar Frans Wuwung.
Namun kendala tersebut harusnya bisa segera diatasi oleh kru kapal selam.
Hal itu tak lain karena setiap kru kapal selam seperti KRI Nanggala-402 dibekali dengan senter.
"Tapi karena kita dibekali oleh satuan, setiap anak buah memiliki senter. Jadi langsung mencari saklar yang jatuh itu dan langsung ketemu."
"Karena anak buah kapal selam itu harus menghafal semua peralatan yang ada di kapal. Apa gunanya dan dimana letaknya."
"Jadi langsung ketemu, kita langsung pasang lagi saklarnya jadi bisa baik-baik saja," tandas Frans.