Sosok.ID - Pandemi virus corona, telah menghambat para perantau pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Sejak Idul Fitri tahun 2020, Covid-19 telah merebak di dunia, menyebabkan tatanan kehidupan berangsur-angsur berubah menyesuaiakn keadaan.
Momen lebaran pada umumnya merupakan ajang silaturahim antar keluarga.
Bahkan sebelum pandemi menerpa dunia, kisah para orang tua yang menunggu kabar anak-anaknya di kampung halaman tak jarang menyayat hati.
Seperti yang dialami perempuan renta usia 90 tahun, yang selalu menunggu kepulangan sang anak ketika momen lebaran.
Sayangnya, bertahun-tahun menunggu, wanita tua ini tak menemukan jawaban.
Mengutip Sinar Harian, dilansir dari pemberitaan Grid.ID yang tayang pada 29 Mei 2019 silam, seorang nenek berusia 90 tahun bernama Fatimah Mat Diah sudah bertahun-tahun tak melihat putranya.
Fatimah ditinggal putranya, Ibrahim Daud, merantau ke kota besar.
Baca Juga: Rayakan Lebaran Dengan Makan Ketupat Tapi Takut Cepat Basi? Begini Cara Mengakalinya!
Perempuan renta itu tinggal sendiri di gubuk kecilnya, di Kampung Padang Jelapang, Chicha Tinggi, Malaysia.
Di umur yang tak lagi muda, dengan pendengaran yang sudah tidak normal, Fatimah mengurus dirinya sendiri.
Ia tampak begitu tegar, meski dalam lubuk hatinya, Fatimah selalu berharap Ibrahim pulang.
Rasa rindu Fatimah pada Ibrahim selalu menggebu tiap jelang lebaran tiba.
Sejak merantau ke kota besar, Ibrahim tak sekalipun menelepon Fatimah.
Sementara Fatimah tidak memiliki alat komunikasi untuk menghubungi Ibrahim.
Pun nomor teleponnya, diduga keluarga di kampung tak ada yang memilikinya.
"Pulanglah Him (Ibrahim), emak rindu kamu," ucap Fatimah kala itu.
"Nak... nak.. setiap hari emak berdoa kepada Allah, supaya Him bisa pulang ke sini."
Baca Juga: Tak Jauh Beda dengan Indonesia, Begini Orang Arab Saudi Rayakan Hari Lebaran
"Emak rindu Him, cuma Tuhan saja yang tahu rindu emak," ujarnya, membuat siapa pun yang mendengar tak sampai hati.
Rasa rindu Fatimah tak pernah terpuaskan.
Jangankan pulang ke rumah, Ibrahim bahkan tak pernah basa-basi berkabar via telepon.
"Mau menelepon tak ada telepon, cuma berharap Him mau nelepon sepupunya," ucap Fatimah, sembari mengusap pipinya yang basah.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini Cara Arab Saudi Rayakan Lebaran Sebelum Pandemi!
Air mata Fatimah mengalir kian deras, ketika kenangan-kenangan manis saat Ibrahim masih mau bercanda dan makan bersamanya.
Fatimah selalu berusaha mengerti, ia menduga putranya sedang banyak kesibukan.
Naman apa daya, rindu yang membuncah tak sanggup membendung tangisannya. "Tapi baliklah Him, emak sangat ingin ketemu," katanya.
Beruntung, Fatimah memiliki Mohd Khawi, sepupu Ibrahim yang mau merawatnya.
"Setiap hari saya datang ke rumah untuk jenguk keadaannya. Kalau sakit atau demam, saya antar ke klinik," ungkap Khawi.
Khawi menerangkan, kendati usia Fatimah sudah 90 tahun, tetapi dia tidak memiliki penyakit selain pusing karena tekanan darah rendah.
Fatimah pun dikatakan Khawi masih sangat kuat.
Kendati demikian, di tahun 2021, tidak diketahui bagaimana kabar terkini Fatimah. (*)